Oleh: RF I
PAPUAinside.id, WAMENA–Pemerintah Daerah (Pemda) Jayawijaya akan segera menerbitkan Peraturan Bupati (Perbup) tentang harga satuan kebutuhan pokok. Hal ini dilakukan sebagai langkah konkret menekan angka inflasi yang saat ini tercatat sebesar 8,05 persen per Maret 2025.
Wabup Jayawijaya, Ronny Elopere, memimpin langsung pemantauan harga bahan pokok di sejumlah pasar di Wamena, Jumat (25/4/2025).
Kegiatan ini merupakan upaya serius pemerintah daerah dalam mengendalikan harga serta memastikan ketersediaan dan keterjangkauan bahan pokok bagi masyarakat.
Dari hasil pemantauan, ditemukan harga kebutuhan pokok di beberapa pasar besar seperti Pasar Potikelek, Pasar Baru, dan Pasar Wouma sangat bervariasi, bahkan melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah daerah.
“Harga di beberapa pasar sangat berbeda, seperti di Pasar Potikelek. Bawang putih ada yang dijual Rp 130.000 per kilogram, ada juga Rp 65.000, Rp 80.000, hingga Rp 100.000. Sedangkan bawang merah berkisar antara Rp 60.000 hingga Rp 80.000 per kilogram,” ungkap Elopere.
Namun, ia menambahkan bahwa ada juga kebutuhan pokok yang harganya relatif seragam, seperti minyak goreng kemasan 5 liter yang dijual seharga Rp 160.000 hingga Rp 165.000 per liter.
“Tapi harga sayur di Pasar Baru lebih murah, ikatannya besar-besar. Di Pasar Potikelek Rp 10.000, tapi ikatannya kecil. Rata-rata harga sayur Rp 10.000,” jelasnya.
Elopere berharap para pedagang dapat mematuhi harga yang telah disepakati bersama pemerintah. Sebagai contoh, harga beras lokal ditetapkan Rp 25.000 per kilogram, dan beras Bulog Rp 13.000 per kilogram. Namun, hasil temuan di lapangan menunjukkan harga beras masih berkisar antara Rp26.000 hingga Rp 30.000 per kilogram.
“Untuk itu, kami akan segera mengeluarkan Perbup, yang menetapkan harga satuan untuk kebutuhan pokok agar lebih terkontrol,” tegasnya.
Selain itu, Pemda Jayawijaya juga akan mengatur pasokan sayuran dari luar daerah guna melindungi hasil jualan para mama-mama di pasar lokal.
“Kami minta agar suplay dari luar dikurangi supaya mama-mama kita yang jualan sayur bisa tetap laku. Mereka hanya ingin mencukupi kebutuhan rumah tangga dan sekolah anak-anaknya,” tutup Elopere. **