Image  

PB PON Mesti Tangani Khusus Penularan Penyakit Malaria. Mengapa ?

Natalis Edoway SE, MM. tokoh pemuda Papua. (foto: Ignas Doy)
banner 468x60

Oleh:  Ignas Doy |

PAPUAinside.com, JAYAPURA— Provinsi Papua menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020 mendatang.

banner 336x280

PB  PON Papua, telah menyiapkan infrastruktur dan perlengkapan pendukung multi even ini di masing-masing cluster, yakni Kota  Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika dan Merauke.

Namun, ada hal yang tak kalah penting, jika ingin mensukseskan PON XX, yakni antisipasi terhadap wabah malaria. Pasalnya, Papua adalah daerah yang memiliki penyakit malaria endemik  tertinggi di seluruh Indonesia.

Sebagaimana data yang dirilis Kementerian Kesehatan RI, dari total 262 juta penduduk di Indonesia, sebanyak 4,9 juta atau dua persennya tinggal di daerah endemis tinggi. Selama tahun 2017, tercatat ada 261.617 kasus malaria secara nasional yang menewaskan setidaknya 100 orang.

Dari 80 spesies nyamuk penyebab malaria (nyamuk Anopheles) hanya 24 spesies yang menyebabkan penyakit malaria, khususya di Papua.

Tokoh Pemuda Papua Natalis Edowai, SE, MM di Jayapura, Selasa (28/1/2020), saat diminta tanggapannya terkait pernyataan Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, yang menganjurkan semua atlit dari masing-masing kontingen wajib divaksinasi malaria  sebelum berkompetisi di PON  XX di sela-sela  Rapat Koordinasi Menko PMK  dengan Pemprov Papua, PB PON dan KONI Papua di Stadion Papua Bangkit, Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, pekan lalu.

Staf Public Health and Malaria Control (PHMC)  PT Freeport  Indonesia di Timika, Papua ini menjelaskan, PON XX menyisahkan waktu tujuh bulan lagi,  dimana atlit  dan tim offisial  dari 34 Provinsi di Tanah Air, bakal berduyun duyun hadir di Provinsi paling  timur Indonesia ini.

Oleh karena itu, ujarnya, PB PON tentu  telah membentuk tim kesehatan, tapi dibutuhkan  penanganan khusus untuk mencegah penyakit malaria, diantaranya, menyiapkan petugas-petugas yang paham, matang dan berpengalaman tentang penanganan penyakit malaria, seperti perawat, bidan, dokter spesialis dalam skala  yang besar.

Selanjutnya, melakukan trial atau uji coba penanganan khusus malaria dan penyakit lainnya.

Menurutnya, seluruh kontingen PON XX selama hampir sebulan berada di Bumi Cenderawasih.

Sementara malaria itu akan timbul setelah dua minggu, sehingga perlu diantisipasi selama berlangsungnya PON dan setelah PON

“Jangan sepelekan masalah ini, karena malaria itu penyakit yang mematikan dan pembunuh  nomor satu di Papua, dibanding penyakit yang lain,” tegasnya. **

banner 336x280