Image  

Keluhan Perempuan Korban Konflik Nduga akan Disampaikan ke Presiden

Menteri P3A Yohana Yembise menemui korban konflik Nduga yang mengungsi di Wamena, Jayawijaya. (foto: Vina Rumbewas)

Oleh: Vina Rumbewas |

Papuainside.com, Wamena —  Masyarakat Nduga kembali meminta pemerintah pusat untuk segera menarik pasukan TNI/Polri yang saat ini bertugas melakukan pengaman di Nduga.

Permintaan tersebut disampaikan Raga Kogoya kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Yohana Yembise, yang berdialog langsung dengan para perempuan korban konflik Nduga di sekitaran Gereja Kingmi Weneroma-Wamena, Kamis (08/08/2019).

“Orang-orang yang ada disana tolong tarik, sebagai mama saya pesan tolong tarik pulang mereka supaya saya kembali, karena saya bingung di Wamena,” ujar Raga.

Tidak hanya itu, Kinminik Gwijangge seorang perempuan mengaku dirinya merupakan korban konflik pada saat itu, dan terpaksa melahirkan bayi perempuannya di dalam hutan.

“Orang harusnya melahirkan di rumah, tapi dari Desember kami tinggal di hutan dan saya lahirkan di hutan, untuk selamatkan diri,” jelasnya.

Menanggapi keluhan warga pengungsi, Menteri P3A mengatakan hal tersebut tentu akan disampaikan kepada pemerintah pusat dalam hal ini presiden.

“Sebagai seorang mama saya datang untuk melihat mama-mama yang ada disini juga untuk mendengar keluhan mereka. Karena perempuan dan anak merupakan bagian dari tanggungjawab saya,” ujar menteri.

Ia juga mengatakan, saat ini pemerintah telah mengirimkan bantuan berupa barang dan bahan makanan namun masih dalam proses pengiriman.

“Apa yg disampaikan akan saya laporkan ke presiden karena ini adalah masalah perempuan,” tutupnya.

Kedatangan Menteri Yembise untuk melihat langsung para pengungsi korban konflik Nduga didampingi Pemda Jayawijaya dan juga Dinas Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Nduga. (nds)