Oleh: Ignas Doy |
PAPUAinside.com, JAYAPURA—Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) Papua 2020 masih perlu merevisi Buku Pedoman Penyelenggaraan PON XX Papua 2020.
“Ya, kita pasti revisi, nanti kita bahas lagi pada Chef de Mission (CdM) Meeting – II KONI Se-Indonesia, pada bulan Juli 2020 mendatang,” jelas Ketua Harian PB PON di sela-sela CdM Meeting – I KONI Se-Indonesia di Suni Garden Lake Hotel & Resort, Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Jumat (14/2/2020) malam.
CdM Meeting – I KONI Se-Indonesia, dibuka Menpora Zainudin Amali pada Kamis (13/2/2020).
Yunus mengatakan, buku yang akan menjadi panduan pelaksanaan multi event nasional empat tahunan itu masih ada banyak yang perlu direvisi.
“Kami perlu merevisi buku pedoman PON Papua XX, setelah mendapat masukan dan saran dari delegasi KONI Se- Indonesia,” ujarnya.
Yunus menjelaskan, pihaknya dalam CdM Meeting-I KONI Se-Indonesia telah menyampaikan kembali bahwa akomodasi, transportasi lokal dan konsumsi gratis bagi seluruh kontingen PON XX.
“H-3 sebelum kontingen PON XX tiba di cluster sudah menjadi tanggungjawab PB PON hingga H+2 sebelum kembali ke daerah masing-masing,” katanya.
Terkait tempat penginapan, tutur Yunus, hal ini akan diatur oleh PB PON, sehingga tak ada satu provinsi pun yang booking hotel.
“Kita akan atur tempat tinggal atlet per cabor, agar masing-masing kontingen bisa mendapat penginapan,” lanjutnya.
Karena itu, tukasnya, pihaknya minta kepada kontingen provinsi lain yang sudah booking hotel di Papua, segera menarik kembali uangnya, karena semua akomodasi akan diatur oleh PB PON,” ucapnya.
Sedangkan transportasi udara bagi kontingen, ungkap Yunus, transportasi udara kini cukup banyak alternatif ke Papua.
“PB PON tengah koordinasi dengan Maskapai Garuda, untuk menyiapkan Airbus ke ke Papua, saat pelaksanaan PON XX nanti.
Tak Ada Kontribusi Fee
Sementara itu, Wakil Ketua Umum I Bidang Pembinaan Prestasi, Sport Science & Iptek, Diktar Suwarno menyoroti tiga hal yang tertulis dalam buku pedoman penyelenggaraan PON XX.
Pertama, masing-masing kontingen akan dilayani 3 hari sebelum pembukaan dan 2 hari setelah penutupan. “Ini bisa salah-tafsir padahal yang dimaksud adalah 3 hari sebelum pertandingan dan 2 hari setelah pertandingan,” jelasnya.
Kedua, didalam PON tak berlaku kontribusi fee. Kalau didalam single event umpamanya ada cabor yang melaksanakan pertandingan umpamanya Muangthay. Siapa yang ikut pertandingan harus membayar kontribusi fee.
Ketiga, akomodasi kontigen dalam bentuk kesatuan cabor. “Umpamanya, karate akan ngumpul dengan karate, yudo akan ngumpul dengan yudo dan seterusnya, sehingga tak berkumpul dalam bentuk seperti atlet village,” tambahnya. **