Menyambut HUT Injil Masuk 5 Februari 2020
“Mata Tuhan ada di atas Tanah Papua dan Indonesia……”
Menyambut HUT PI 5 Februari 2020 ini, kita menanggapi sorotan mata Tuhan Allah, dan Gembala Gereja-gereja dan masyarakat di Tanah Leluhur Papua, kami Pimpinan Gereja (GKI, KINGMI, GIDI dan BAPTIS) yang tergabung dalam Forum Oikumenis Gereja-Gereja Papua pada tanggal 30 Januari 2020 lalu bertempat di Kantor Pusat GIDI Sentani, Papua telah bersepakat setelah Doa Bersama mengubah FORUM tersebut menjadi “DEWAN GEREJA PAPUA”.
Ini kami lakukan sebagai jawaban iman kami menjawab sorotan Mata Tuhan yang meminta kita untuk pertanggungkan kita dalam segala keadaan.
Atau tindakan iman kami sebagai Gembala-gembala jemaat di Tanah Papua setelah membaca “tanda-tanda jaman” (Matius 16:2-3), yang ditandai dengan RASISME yang tercermin dalam pembangunan ekonomi Papua dilandasi kepentingan pendatang inteligen negara (terakhir Pemekaran Provinsi Papua oleh Mendagri).
Perkembangan kebijakan dan politik pembangunan yang demikian terus menutup mata terhadap 4 akar masalah Papua yang dtemukan oleh Tim Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2008.
Apabila tidak ada kemauan politik Pemerintah Indonesia arah langkah ini menunjukkan KEBENARAN keputusan PBB tentang Papua sebagai salah -satu konflik dunia dan kesimpulan bahwa konflik Papua– Jakarta adalah wilayah konflik terlama di Asia Tenggara.
Menyadari beratnya tugas pastoral Gereja-gereja kita dengan sejarah konflik dan trauma demikian ke depan, kami oleh penyertaan Tuhan, sudah mulai keluar dari kurungan karya Gereja kami selama ini yang terbagi dalam dinding-dinding organisasi masing-masing dan dengan “mata tetap tertuju kepada Kristus (Ibrani 12:2) kami telah mendirikan /mengubah Forum Oikumenis Gereja Papua menjadi Dewan Gereja Papua yang bisa berperan sebagai “honai bersama” terlebih menjadi “rumah bersama kita, gumuli persoalan / keprihatinan teologis dan pastoral Papua yang punya sejarah konflik terlama itu.
Dalam kerangka demikian, sekurang-kurangnya Dewan ini ke depan bisa membuka ruang terhadap impian dan harapan dari para teolog, budayawan Papua serta pemimpin Gereja-gereja kami pada masa lalu di Tanah Papua ini yang tidak bisa mereka wujudkan dalam masa depan generasinya.
Dewan Gereja Papua percaya bahwa suatu saat penderitaan ini akan berakhir, karena itu umat Tuhan di tanah ini mampu menghilangkan trauma psikologis dengan kekuatan INJIL yang melayani di negeri ini sudah mencapai 165 tahun.
Nilai-nilai kebenaran keadilan kemanusiaan dan moral telah hilang sekian lama karena bangsa ini telah mencapai OTSUS sebagai kedok untuk mencapai tujuan, namun sakit sebagai bangsa Papua.
Dewan Gereja Papua mengutuk keras Pelaku RASISME yang merusak identitas Orang Asli Papua (OAP) dan menodai bangsa Papua yang sekian lama membangun tanah peradaban tanah Papua sebagai Tanah Injil Tanah Damai dan Tanah berkat.
Dalam hari HUT ini Tuhan memberi arahan kepada kita dalam karya pastoral melalui Dewan ini maupun di Gereja masing-masing dengan menyadari beratnya dampak psikologis dari konflik panjang ini terhadap Papua tetapi dengan iman, pengharapan dan energi positip yang dalam Gereja kita masing-masing.
Dewan Gereja Papua tidak buta melihat kekerasan dan kejahatan Firaun modern umat Tuhan di tanah ini, terutama OAP.
Akhirnya menyampaikan selamat menyambut Kristus yang hidup dan yang membaharui membebaskan itu lewat perayaan HUT Injil Masuk di Tanah Papua tahun 2020.
Tuhan Sayang Kita.
Jayapura 4 Februari 2020
Dewan Gereja Papua
1.Pdt. Dorman Wandikmbo
2.Pdt. Hendrikus Mofu
3.Pdt. Socrates Yoman
4.Pdt. Benny Giay