Oleh: Ignas Doy |
PAPUAInside.com, JAYAPURA—Angka reproduksi (Rt) Covid-19 Provinsi Papua dari 17 Maret s/d 2 Juli 2020 (1.886 kasus) sebesar 1,4 atau setiap kasus menginfeksi setidaknya 1 (1,4) orang lainnya.
Demikian disampaikan Wagub Papua Klemen Tinal, SE, MM, ketika dikonfirmasi usai rapat antara Pemerintah Provinsi Papua bersama Bupati/Walikota, Forkopimda dan Stakeholders melalui video conference di Swiss-Belhotel, Kota Jayapura, Jumat (03/07/2020).
Wagub menegaskan, pihaknya melihat secara umum penurunan angka Covid-19 di Provinsi Papua sangat signifikan. “Kalau di-breakdown ke bawah, maka kabupaten dan kota di Papua, seperti kabupaten Mimika Rt Covid-19 telah mencapai 0,7 atau masuk era new normal,” ujarnya.
Hanya saja, tutur Wagub, kota Jayapura dan kabupaten Jayapura masih terus dikawal dan diawasi, agar bisa new normal.
Meski demikian, terangnya, pihaknya mengingatkan, agar daerah yang selama ini masuk zona hijau di wilayah Pegunungan Papua, seperti Lany Jaya dan Yalimo ada satu kasus baru.
Oleh karena itu, Wagub menyampaikan agar para bupati terus-menerus mengawal dan melindungi masyarakat. “Jangan anggap hanya satu jadi biasa saja. Jadi tak boleh anggap covid-19 hal remeh. Di Papua awalnya 5 kasus, akhirnya melonjak menjadi 2000 orang Lebih baik mencegah dari pada mengobati,” tambahnya.
Wagub menuturkan, para bupati sepakat, untuk menanggulangi Covid-19 di Papua. Bahkan bupati Jayawijaya John Banua Rouw dalam video conference juga menyampaikan bahwa pintu masuk ke wilayah Pegunungan Papua bagian Timur lewat Wamena.
Pagunungan Papua bagian Barat lewat Nabire baru dia bisa naik ke Dogiyai, Deiyai, Paniai, Intan Jaya. Kemudian untuk Pegunungan Papua bagian tengah lewat Mimika.
“Jadi kalau tiga tempat ini tegas, ketat disiplin, maka kita yakin penyebaran Covid-19 tak akan sampai keatas,” katanya.
Oleh karena itu, tuturnya, para bupati minta petugas di Bandara Sentani meneliti setiap orang sebelum naik ke pesawat, agar tak membahwa Covid-19.
“Kami minta petugas kesehatan melakukan rapid test sampai ke pembuluh darah. Kalau rapid test tak sempurna, akhirnya transmisi lokalnya naik,” imbuh Wagub. **