Oleh: Makawaru da Cunha I
PAPUAInside, com, JAYAPURA—Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab memilih bersikap hati-hati menanggapi kasus penembakan, yang menyebabkan meninggalnya Pendeta Yeremia Zanambani dan serangkain kasus penembakan lainnya yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya sepekan terakhir ini.
Sikap hati-hati Pangdam ini tergambar saat dikonfirmasi wartawan, usai kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Forkopimda Provinsi Papua dengan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Perempuan, Cendikiawan, BEM Se-Jayapura dan Komponen Masyarakat Lainnya Menyikapi Perkembangan Tren Terkini di Papua di Aula Tonny Rompis, Kodam XVII/Cenderawasih, Kota Jayapura, Senin (22/09/2020).
Saat dikonfirmasi soal kasus penembakan Pendeta Yeremia Zanambani, mantan Pangdam XII/Tanjungpura ini memang memberi kesempatan kepada wartawan bertanya. Tapi ia membatasi hanya terkait FGD
“Sekitar FGD di luar itu nggak. Ini kan soal FGD,” ujar Pangdam. “Tapi ada kaitannya dengan FGD,” balas wartawan.
Wartawan bertanya lagi soal meningkatnya eskalasi kekerasan di Papua, pasca meninggalnya dua personil Satgas BKO Apter Koramil Persiapan Hitadipa kedepan bagaimana, Panglima.
“Sudah Kapendam sudah jawab selesai,” tutur Pangdam sembari bertanya kepada Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Arm Reza Nur Patria, yang berdiri disampingnya.
“Belum Pak,”kata Kapendam. “Nanti Kapendam jawab,” ungkap Pangdam lagi.
Panglima lantas mengajak wartawan jalan untuk makan siang bersama para peserta FGD. “Nanti para wartawan bisa lihat fitness center Pangdam XVII/Cenderwasih,” tambah Pangdam.
Diketahui, Pendeta Yeremia Zanambani ditemukan meninggal dunia di Kampung Bomba, Distrik Hitadipta, Kabupaten Intan Jaya, Minggu (20/09/2020) pukul 14.40 WIT.
Almarhum adalah salah-satu hamba Tuhan GKII, tokoh Gereja yang sangat dihormati dan juga seorang penerjemah Alkitab dari bahasa Indonesia ke bahasa Moni. **