Ny Elpina Kogoya Wandik: Program KB Bukan Membatasi Populasi Orang Papua

Ny Elpina Kogoya Wandik mensosialisasikan program KB untuk menjaga jarak kehamilan. (foto: Diskominfo Puncak)

Oleh: Nethy DS|

PAPUAInside.com, JAYAPURA— Program KB (Keluarga Berencana) yang dicanangkan pemerintah dimaksudkan untuk mengatur jarak kelahiran demi kehidupan yang sehat bagi ibu maupun anak yang dilahirkan bukan untuk membatasi orang Papua melahirkan anak.

Penegasan tersebut disampaikan Elpina Kogoya Wandik Kepala Bidang Keluarga Berencana (KB) Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kabupaten Puncak saat berlangsung temu kelompok kerja Kampung KB di Kampung Kago, Distrik Ilaga dan Distrik Gome, Sabtu (25/07/2020).

‘’Program keluarga Berencana (KB) bukan untuk membatasi populasi orang Papua atau membatasi ibu melahirkan anak khususnya di Kabupaten Puncak, namun program KB hanya untuk menjaga atau mengatur jarak kelahiran, memberikan kesempatan kesehatan kepada seorang ibu dan anak,’’ ujar Elpina yang juga istri Bupati Kabupaten Puncak ini.

Dikatakan, wilayah Provinsi Papua ini sangat luas dan juga membutuhkan populasi orang Papua yang banyak, hanya saja jarak kelahiran perlu diatur.  “Kami tahu bahwa Papua ini masih luas, dan butuh populasi orang Papua yang banyak, hanya saja kami perlu sampaikan bahwa Program KB bukan untuk batasi ibu melahirkan, silahkan saja mau dapat anak banyak, namun kita perlu mengatur jarak kelahiran, demi memberikan kesempatan kepada seorang ibu terutama kesehatannnya,” ungkapnya

Foto bersama warga usai kegiatan sosialisasi. (foto: Diskominfo Puncak).

Elpina Kogoya Wandik yang juga Ketua TP PKK Kabupaten Puncak mengatakan keterbatasan pengetahuan masyarakat Kabupaten Puncak terhadap program Keluarga Berencana (KB) menjadi salah satu kendala yang dihadapi instansinya terkait dalam menerapkan program KB. Kadang masyarakat berpikir bahwa program KB untuk membatasi populasi orang asli Papua.

Dikatakan, perlu dilakukan sosialisasi untuk mendorong masyarakat memiliki perencanaan dalam penambahan anggota keluarga secara sehat baik dari sisi kesehatannya maupun pendidikannya, sehinggga kelak anak yang dilahirkan memiliki masa depan yang baik.

“Sama sekali tidak, silahkan memiliki jumlah anak lebih dari dua atau tiga, bahkan lebih yang penting harus diperhatikan adalah rencana kehamilan yang sehat, artinya ada beberapa aspek kesehatan ibu dan anak yang perlu diperhatikan. Dalam program KB ditekankan perencanaan agar anak sehat ibu sehat dan terhindar dari resiko kematian saat melahirkan maupun dalam masa pertumbuhan,” tambahnya.

Dengan menjaga jarak kehamilan Ibu sehat dan akan melahirkan anak-anak yang sehat pula. (foto: Diskomonfo Puncak)

Ny Elpina Kogoya yang juga merupakan perawat ini mengatakan idealnya seorang bayi mendapatkan ASI pada 6 bulan pertama, setelah 6 bulan dilanjutkan dengan minum ASI ditambah dengan makanan pendamping hingga minimal 2 tahun.

“Maka Jarak kelahiran yang ideal minimal adalah dua tahun, setelah itu, silahkan kalau mau tambah anak lagi, yang kami tekankan, program KB bukan untuk membatasi jumlah anak,” tegasnya lagi.

Kendala lain yang dihadapi adalah ibu-ibu sering menggunakan obat alami untuk membatasi kelahiran tetapi justru sering membuat kandungan ibu-ibu menjadi mandul. ‘’Sehingga itu melalui program KB diharapkan keluarga memiliki perencanaan melahirkan agar anak-anak yang lahir juga sehat,’’ jelasnya.

Dalam kesempatan sosialisasi Ny Elpina Wandik juga membagikan masker kepada ibu dan anak, maupun kaum pria yang hadir juga dalam kegiatan tersebut. (Sumber: Diskominfo Puncak)