Oleh: Faisal Narwawan|
PAPUAInside.com, JAYAPURA – Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Papua Naek Tigor Sinaga mengungkapkan, BI Papua menyediakan uang rupiah Rp 5,7 triliun untuk periode akhir tahun 2021.
Penyediaan uang kartal itu dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan uang jelang Natal dan Tahun Baru 2022 di Papua.
Menurutnya, tren perputaran uang rupiah selalu meningkat dari tahun ke tahun pada momen Nataru.
“Kita perkirakan kebutuhan uang rupiah di Papua akhir tahun ini, (periode November-Desember) capai Rp 4,4 Triliun, artinya persediaan uang di Papua bisa dikatakan lebih dari cukup,” ungkap Naek Tigor dalam acara Bincang-Bincang Media (BBM) di Jayapura, Selasa (21/12/2021).
Uang yang disediakan tersebut disampaikannya sebagian besar adalah uang pecahan besar (Rp 50.000-Rp 100.000).
“Dari Rp 4,4 triliun, uang pecahan besar mencapai Rp 4,33 triliun dan hanya Rp 70 miliar pecahan uang kecil,” katanya.
Hal itu kata dia memang berbeda dengan provinsi lain di Indonesia yang lebih membutuhkan uang pecahan kecil di momen hari-hari besar termasuk natal dan tahun baru.
“Di Pulau Jawa kalau mau lebaran itu butuhnya uang kecil, tapi di Papua terutama di Daerah Pegunungan Tengah malah sebaliknya, harus biru dan merah,” katanya lagi.
Selain itu, BI Papua juga memperkirakan peningkatan uang untuk kebutuhan di momen ini juga meningkat hingga 5 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.
BI Siapkan 7 Kas Titipan di Daerah-Daerah
Untuk menjangkau masyarakat hingga ke pedalaman Papua, BI Papua juga telah menyediakan tujuh kas titipan yang tersebar di pulau Papua.
“Di Papua bagian selatan kas titipan ini ada di Merauke, wilayah lainnya ada di Timika, Wamena, Serui, Biak, Sorong dan ke daerah pantai barat itu Nabire,” jelasnya.
Tujuh kas titipan tersebut saat ini telah didistribusikan dengan baik dan bertujuan untuk mempermudah perbankan dalam menyediakan uang hingga daerah terpencil.
“Kami melihat ini kebijakan Bank Indonesia yang bisa mendorong pendistribusian uang lebih efektif dan efesien,” jelasnya.
Ia juga memperkirakan uang yang keluar dari BI Papua selama 2021 ini mencapai Rp 13,5 Triliun atau meningkat sekitar 13 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat Rp 11,9 Triliun.
“Keluar begitu besar karena pandemi mulai meredah dan pertumbuhan ekonomi kita yang membaik, bahkan di akhir tahun ini pertumbuhan bisa mencapai angka Rp 14, 14-14,54 persen. Ini yang meningkatkan peredaran uang di Papua,” katanya lagi. **