Oleh: Vina Rumbewas |
Papuainside.com, Wamena — Sekertaris FKUB Jayawijaya, Pendeta Alexander Mauri tak menampik jika asrama mahasiswa yang dibangun pemerintah daerah di berbagai kota studi di Indonesia, tidak hanya dihuni oleh mahasiswa aktif.
Ia menilai, perlu dilakukan evaluasi oleh Pemda terhadap semua asrama mahasiswa.
“Pemda harus menempatkan satu orang pengasuh di setiap asrama mahasiswa untuk mengawasi siapa saja yang berada dalam asrama, pengasuh ini juga berperan sebagai pengganti orang tua para mahasiswa,” ungkapnya, Minggu (22/09).
Menurutnya, permasalahan asmara di berbagai kota studi marupakan satu dari berbagai permasalahan yang kerap dihadapi mahasiswa Papua yang menempuh pendidikan di luar Papua.
“Kami akan coba memfasilitasi pertemuan mahasiswa dan pelajar khususnya mahasiswa Jayawijaya yang berkuliah di luar Papua yang saat ini kembali,” katanya.
Dirinya mengapresiasi langkah Pemda dalam hal ini Bupati Jayawijaya yang mengunjungi Mahasiswa Jayawijaya di seluruh kota studi, guna memastikan kondisi dan mendengar langsung aspirasi para mahasiswa.
Sebelumnya Bupati Jayawijaya John R Banua mengunjungi mahasiswa asal Jayawijaya yang kuliah di Kota Makassar, Jakarta, Tangerang dan Surabaya.
Kunjungan tersebut untuk memastikan kondisi mahasiswa pasca terjadinya kasus rasisme di Surabaya oleh oknum-oknum aparat dan oknum ormas.
‘’Sebagai kepala daerah memiliki tanggungjawab penuh kepada anak-anak asli Jayawijaya yang sementara menempuh pendidikan di beberapa kota study di Indonesia, sehingga dilakukan kunjungan memastikan kondisi mereka,’’ jelasnya. **