Oleh: Vina Rumbewas |
Papuainside.com, Wamena— Kunjungan Menkopolhukam bersama Panglima TNI hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian serta beberapa Menteri Kabinet Kerja ke Wamena, Selasa (08/10) belum memberikan kepuasan bagi beberapa perwakilan keluarga korban, karena banyak aspirasi yang tidak tersampaikan.
“Pertemuan tadi sangat mengecewakan karena tidak terwakili dari korban, yang kami mau sampaikan masalah hukumnya. Bagaimana pemerintah pusat dan pemerintah daerah memberikan hukum yang setimpal bagi para pelaku,” ungkap Pendeta Titus Tangkep mewakili keluarga para korban rusuh Wamena 23 September lalu kepada wartawan usai kunjungan Menkopolhukam.
Menurutnya beberapa kali pihaknya ingin menyampaikan aspirasi namun seakan dibatasi, sehingga kekecewaan dari pihak korban tidak sempat disampaikan.
“Maunya kami dialog langsung dengan kami supaya kami merasa hak asasi kami dihargai. Jangan hak asasi kami dikubur begitu saja. Begitu mayatnya dikubur, haknya juga langsung dikubur, tidak diperhatikan,” tuturnya.
Tambahnya, banyak korban yang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut sehingga keluarga benar-benar mengharapkan ada keadilan HAM.
Sehingga dirinya menilai pertemuan bersama para menteri tidak memberi dampak bagi keluarga korban.
“Pertemuan ini tidak membawa dampak sama sekali, karena kita dibatasi. Padahal perwakilan-perwakilan yang diundang mau bicara. Ini kekecewaan yang terjadi,” pungkasnya. **