Bank Indonesia Papua Kunjungi Bank Sampah Wastu Lestari dan Desa Wisata Panglipuran Bali

Bank Indonesia Papua, saat kunjungan ke lokasi Bank Sampah Wastu Lestari di Kota Denpasar, Bali. (Foto: Makawaru da Cunha/Papuainside.com)
banner 468x60

Oleh: Makawaru da Cunha  I

PAPUAinside.com, MAKASSAR—Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua bersama sejumlah wartawan media di Papua mengunjungi Bank Sampah Wastu Lestari di Kota Denpasar dan Desa Wisata Panglipuran, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Sabtu (11/6/2022).

banner 336x280

Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Juli Budi Winantya di  Hotel Ibis, Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Minggu (12/6/2022).

Sebelumnya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua menggelar Capacity Building Wartawan Papua di Mamaka Hotel by Ovolo, Kuta Beach, Denpasar, Bali, Sabtu (11/6/2022).

Juli Budi Winantya mengatakan pihaknya mengharapkan kunjungan ke Bali dapat memperkaya wawasan rekan-rekan media di Papua, terutama penulisan berita ekonomi dan bisnis.

Ada dua hal yang ingin disampaikan kepada rekan-rekan media bahwa ekonomi kedepan itu dua trend penting, yakni digitalisasi dan green economy berwawasan lingkungan.

“Green economy berwawasan lingkungan kita mulai tanamkan perubahan atau sistem dari ekonomi linier ke ekonomi sirkular. Ekonomi linier yakni mengambil resources menggunakan kemudian membuang atau tak dipergunakan lagi menjadi ekonomi sirkular, yakni resources itu kita pakai kemudian setelah masa habis masa kita daur ulang,” ujarnya.

Kepala Adat Panglipuran I Wayan Budiarta, ketika menunjuk atap rumah adat memakai bahan bambu. (Foto: Makawaru da Cunha/Papuainside.com)

Ia menjelaskan, Bank Sampah Wastu Lestari  adalah salah-satu bentuk dari sirkular ekonomi.

“Kita coba lihat bagaimana Kota Denpasar mengolah sampahnya dengan harapkan nanti bisa kita replika dan kita tiru di Jayapura dan kota-kota lain di Papua,” tuturnya.

Dikatakan, berdasarkan komunikasi dengan beberapa stake holder, terutama BNI 46 Wilayah XVI Papua dan Papua Barat telah menginisiasi program bank sampah di Merauke.

Selain itu, ujarnya, kunjungan ke Desa Wisata Panglipuran adalah salah-contoh pengelolaan digital sekaligus green economy berwawasan lingkungan,  karena parawisata juga salah-satu potensi unggulan dari Papua.

Terkait hal tersebut, ucapnya, pihaknya telah telah membuka 50 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), yang dikaitkan dengan dua trend penting, yakni digitalisasi dan green economy berwawasan lingkungan.

“Jadi kita sedang mengadakan pelatihan on boarding UMKM ada dari fashion, kuliner, souvenir dan lain-lain, agar mereka bisa olah dan jual hasilnya di platform digital, karena kita sekaligus dua hal memberdayakan UMKM. Tapi juga mendigitalkan UMKM,” jelasnya. **

 

 

banner 336x280