Oleh: Nethy DS |
Papuainside.com, Jayapura – Sekolah pola berasrama yang diterapkan di dua sekolah menengah atas di Papua memberikan peranan yang lebih luas kepada siswa untuk belajar dibanding peran guru. Pelatihan yang diberikan adalah metode baru dimana tatap muka hanya 35% dan sisanya untuk praktikum dan ekstrakurikuler di dukung dengan teknologi terkini.
Anak-anak dilengkapi dengan tablet yang semua isinya adalah pembelajaran.
‘’Ada komunikasi langsung secara internasional, karena nanti semua siswa belajar menggunakan tablet semacam iPad, sehingga mereka sudah langsung terekspos dengan apa yang menjadi perkembangan di dunia luar,’’ terang Presiden Indonesian American Society Academics (IASA) Herry Utomo, PhD.
Menurut Herry sekolah terintegrasi berpola asrama menawarkan terobosan di bidang pendidikan.“Sekolah terintegrasi berpola asrama ini tak hanya untuk Papua, tapi untuk Indonesia, sehingga nantinya ini bisa memberikan contoh yang baik bagi tempat lain di Indonesia juga bisa meniru pola sepertì ini,” terangnya.
Sementara itu Menteri PPN/Kepala Bappenas Prof. Dr. Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan, setelah lulus dari sini siswa-siswa melanjutkan ke pendidikan tinggi yang terbaik dimanapun, baik di Indonesia maupun luar negeri. “Karena saya tahu di Papua ada program yang mengirimkan langsung lulusan SMA keluar negeri,” imbuhnya.
Ia juga mengharapkan, lulusan sekolah terintegrasi berpola asrama ini sudah terbiasa berkaitan dengan masalah internasional, sehingga mereka tak akan kesulitan dan akan memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) unggul di Papua untuk pembangunan kedepan.
Dua sekolah yang menjadi pilot project sekolah berpola berasrama di Papua adalah SMAN 3 Jayapura dan SMA YPPK Adi Luhur Nabire. **