RSUD Wamena Mendapat Tambahan 28 Tenaga Medis

RSUD Wamena Terima 28 Tambahan Tenaga Medis. (foto: Vina Rumbewas)

Oleh: Vina Rumbewas |

Papuainside.com, Wamena— Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Jayawijaya dr Fely Sahureka mengatakan pihaknya mendapat 28 tenaga medis dari Jayapura untuk membantu menangani korban rusuh yang dirawat di RSUD.

Dikatakan, hingga hari ke empat pasca rusuh, jumlah korban luka mencapai 71 orang, 20 orang dirujuk sedangkan 30 orang meninggal dunia.

“Pasien luka total sejak kejadian hingga kini 71 orang, tetapi rata-rata ada yang sudah pulang, 20 orang kita rujuk termasuk 1 hari ini,”ungkapnya.

Dari 71 orang pasien luka beberapa diantaranya sudah pulang namun lainnya masih menjalani perawatan di RSUD Wamena.

Kebanyakan yang masih menjalani perawatan yakni pasien patah tulang, luka bakar, dan luka tembak.

dr Ferly Sahureka, Direktur RSUD Wamena Jayawijaya. (foto: Vina Rumbewas)

Dalam penanganan pasien diturunkan semua tenaga dokter, perawat, dan bidan untuk melayani pasien. RSUD juga mendapatkan bantuan tenaga perawat sebanyak 10 orang dari puskesmas, selain itu ada juga bantuan tenaga dokter dari kabupaten lain yang posisinya berada di Wamena.

“Jadi kami sangat berterima kasih untuk itu, tetapi sampai saat ini karena petugas kita juga rata-rata memang ada mengungsi sehingga kita keterbatasan tenaga,” kata Feli.

Untuk membantu penanganan korban, Dinas Kesehatan Provinsi Papua memperbantukan dua tim dari Health Crisis Center dengan 28 tenaga, ditambah dari tenaga kesehatan milik TNI AU dan TNI AD.

“Pasien patah tulang akan ditangani langsung oleh dokter ortopedi yang dikirim dari kesatuan itu, sehingga bisa membantu kita untuk pelayanan operasi,” bebernya.

Selain dua dokter bedah yang ada di RSUD pihaknya juga mendapatkan bantuan tenga dokter dari Lanny Jaya.

Sementara ketersediaan obat menurut Feli masih cukup tersedia. “Ketersediaan obat sampai saat ini masih cukup di RSUD, namun dengan keadaan yang tidak terduga ini kami sudah meminta droping obat dari provinsi,” jelasnya.

Sedangkan untuk pelayanan kesehatan di tempat pengungsian menurutnya pihaknya terus berkoordinasi dengan dinas kesehatan.

“Ada tim dari Jayapura sehingga 58 orang, kami akan membuat posko kesehatan di tempat-tempat pengungsian untuk melakukan pelayanan kesehatan,” tutupnya. **