Oleh: Nethy DS |
PAPUAinside.com, JAYAPURA— Enam bulan setelah kerusuhan di Kota Wamena Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, situasi kota masih seperti bekas perang, puing-puing kendaraan yang terbakar dalam aksi tersebut masih berserakan di jalan belum dibersihkan.
Itulah kesan yang diperoleh Anggota Komisi II DPR RI Komaruddin Watubun saat berkunjung bersama rombongan DPR – MPR RI, dua hari lalu ke kota terbesar di wilayah Pegunungan Tengah Papua tersebut.
‘’Saya tidak tahu siapa yang bertanggungjawab untuk membersihkan puing-puing kendaraan tersebut, apakah pemerintah pusat atau pemerintah daerah, tetapi kejadian sudah enam bulan berlalu, dalam kota sendiri masih berserakan bekas-bekas kendaraan,’’ ujarnya di Jayapura, Rabu (04/03/2020).
Masih berserakannya puing-puing kendaraan bekas kebakaran itu, kata Komar membuat kota Wamena terkesan horror dan menimbulkan trauma bagi siapa yang melihatnya.
‘’Melihat kendaraan yang masih menumpuk habis terbakar, akan menimbulkan trauma psikologis bagi orang yang melihatnya, saya pikir agar trauma itu cepat hilang ya benahilah kota menjadi indah dan bersih, singkirkan rongsokan yang masih ada itu,’’ jelasnya.
Komaruddin juga menyempatkan diri mengunjungi bengkel kendaraan yang terbakar dalam aksi tersebut dan kondisinya masih seperti saat setelah kebakaran. ‘’Mobil terbakar dalam bengkel masih menumpuk, ini kan kesannya tidak baik,’’ tegasnya.
Dikatakan, setiap saat pejabat berkunjung ke Wamena tetapi pemandangan Kota Wamena belum banyak berubah pasca kerusuhan.
Namun dalam kunjungan tersebut mantan anggota DPR Papua dua periode ini melihat pembangunan restrukturisasi berjalan lancar seperti yang diharapkan Presiden Joko Widodo.
Restrukturisasi pasar Wouma berjalan lancar dan melibatkan kontraktor-kontraktor lokal di Wamena sehingga terkesan bahwa pembagian pekerjaan dilakukan secara baik oleh Kementerian PUPR.
‘’Saya salut cara Kementrian PUPR yang mengerjakan proyek rekstrukturisasi karena melibatkan pengusaha-pengusaha local di sana sehingga proyek terbagi dengan baik,’’ jelasnya. **