Pesan Toleransi dari Pesparani Katolik I Provinsi Papua

Kelompok Qasidah Az Zahra dari Masjid Raya Jayapura tampil memukau pada pembukaan Pesparani Katolik I Provinsi Papua Tahun 2019 di Auditorium Uncen, Jayapura, Kamis (14/11) petang. (foto: Ignas Doy)
banner 468x60

Oleh:  Ignas Doy |          

PAPUAinside.com, JAYAPURA—Syair lagu Bahasa Cinta dengan alunan musik Qasidah berkumandang pada pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani)  Katolik  I Provinsi Papua Tahun 2019 di Auditorium Uncen (Universitas Cenderawasih), Jayapura, Kamis (14/11) petang.

banner 336x280

Pembukaan Pesparani Katolik I Provinsi Papua tahun 2019  dihadiri 2.500 orang.

Kelompok Qasidah Az Zahra dari Masjid Raya Jayapura tampil bersama dengan Paduan Suara Chatolik Choir Community Kota Jayapura, bersahut-sahutan mempersembahkan sejumlah lagu, masing-masing Bahasa Cinta, Perdamaian dan Pancasila Rumah Kita.

Koreografer Qasidah Az Zahra dari Masjid Raya Jayapura Nurbaya mengatakan, sebagai umat beragama yang hidup berdampingan di Tanah Papua, tak perlu mempersoalkan perbedaan dalam beragama.

“Ini kali pertama kami berkolaborasi dalam sebuah kegiatan Non Muslim dan kami sangat bahagia. Inilah adalah pesan toleransi, keberagaman, harmonisasi  antar umat beragama yang sesungguhnya,” ujarnya.

Paduan Suara Chatolik Choir Community Kota Jayapura tampil memukau pada pembukaan Pesparani Katolik I Provinsi Papua Tahun 2019 di Auditorium Uncen, Jayapura, Kamis (14/11) petang. (foto: Ignas Doy)

Nurbaya menuturkan, pihaknya menggelar latihan selama seminggu, untuk tampil pada pembukaan Pesparani I Katolik Provinsi Papua Tahun 2019, mengikutsertakan 20 orang yang terdiri dari 14 perempuan dan 6 pria. Ke-20 orang ini berasal dari pelbagai suku bangsa di Tanah Air, yakni Jawa, Bugis, Buton dan Seram.

Ketua Panitia I Pesparani  Katolik  I Provinsi Papua, Fransiskus Xaverius  Mote menyebutkan, pesan dalam Pesparani Katolik I Provinsi Papua adalah ingin menunjukan Papua tanah damai dan tetap hidup berdampingan antar umat beragama dari segala ras, suku dan agama.

“Tema besar kegiatan ini adalah sukacita memuji Tuhan. Masyarakat dari seluruh agama di Papua menjunjung tinggi toleransi dalam kehidupan sehari-hari dengan damai,” tuturnya.   **

 

banner 336x280