Pegubin Ingin Gabung ke Provinsi Papua Selatan

Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang, Costan Oktemka. (foto: Ignas Doy)
banner 468x60

Oleh:  Ignas Doy |

PAPUAinside.com, JAYAPURA—Walaupun pemekaran provinsi masih sebatas wacana, tapi  Kabupaten Pegubin (Pegunungan Bintang) menyatakan ingin bergabung ke calon Provinsi Papua Selatan.

banner 336x280

Demikian disampaikan Bupati Pegubin Constan Otemka, sebelum menghadiri  Rapat Koordinasi Gerakan Penertiban Aset dan Pembenahan Basis Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Provinsi Papua di  Swissbelt-Hotel, Jayapura, Senin (11/11).

Dikatakannya, wilayah Provinsi Papua terlalu luas dan pemekaran adalah salah-satu solusi untuk percepatan pembangunan di segala aspek, termasuk pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia).

Ia mengaku, pemerintah daerah dan DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Pegubin telah melakukan  komunikasi internal, hanya saja belum dibahas secara formal.

Namun demikian, jelasnya,  bila sudah tiba waktunya DPRD Pegubin akan menanyakan kepada masyarakat setempat, untuk kemudian memutuskan  memilih kemana. Tapi dirinya secara pribadi lebih condong ke calon  Provinsi Papua Selatan.

Menurutnya, wilayah Papua Selatan kini meliputi empat (4) Kabupaten, masing-masing Boven Digoel, Merauke, Mappi dan Asmat. Jika  ditambah Pegubin, maka  bisa memenuhi syarat terbentuk menjadi satu Provinsi.

Alasan ingin bergabung ke calon Provinsi Papua Selatan, jelasnya, untuk mempercepat pembangunan daerah. Pertama,

jika dilihat dari letak  Kabupaten Pegubin lebih dekat ke wilayah Papua Selatan dari pada ke Papua Tengah ataupun ke Papua,   karena ada sejumlah hal yang mendasari itu yakni  akses infrastruktur sudah terbangun. Jalan darat dari Merauke, Boven Digoel sudah tembus ke Oksibil.

Kalau dari Jayapura ke Oksibil harus melewati pegunungan yang tinggi dan cuaca yang selalu berubah-ubah.

“Ini yang menyebabkan  cukup banyak pesawat  terbang jatuh, membuat masyarakat menjadi trauma,” ungkapnya.

Kedua, ada hubungan emosional antara masyarakat Pegubin dan Boven Digoel, baik hubungan darah maupun perkawinan.

“Kami punya hubungan kekeluargaan disana, sehingga membuka peluang untuk kami bisa bergabung kesana,” ucapnya.

Ketiga, Pegubin memiliki  kekayaan SDA (Sumber Daya Alam),   batu,  pasir,  karang dan material lainnya,  untuk kepentingan pembangunan di Papua Selatan.

“Kami setiap saat bisa mengirim batu, pasir, karang dan material lainnya ke Merauke. Tanpa perlu membeli dari Pulau Sulawesi,” katanya.

Keempat, jika Kali Kao selebar 80 meter, yang membelah  wilayah Pegubin dibangun permanen, maka jarak tempuh dari Boven Digoel hanya 6 jam, sehingga bisa memicu  turunnya harga  bahan pokok, seperti, beras, semen, seng, besi beton dan lain-lain.

Terkait penolakan pemekaran Provinsi Papua dari tokoh masyarakat, MRP dan lain lain, tuturnya, setiap orang tentu menggunakan kaca kata masing- masing, khususnya terkait wacana pemekaran Provinsi Papua.

“Kalau saya secara pribadi ya kita bisa terima ini sebagai suatu solusi,  untuk percepatan pembangunan. Tak usah  negative thingking,  tapi bagaimana kita mengelola peluang yang baik ini, untuk kemajuan rakyat Papua di setiap wilayah adat,” tegasnya.

Yang jelas, tukasnya, pemekaran Provinsi Papua menjadi beberapa provinsi bagian dari NKRI (Negara Kesatuan Indonesia) ini merupakan kebijakan pemerintah pusat, yang mesti diterjemahkan  baik untuk pembangunan di daerah. **

banner 336x280