Panglima TNI: Pelaku Penembakan Tiga Prajurit TNI Harus Bertanggungjawab

Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, ketika jumpa pers di Timika, Jumat (28/1/2022). (Foto: Dok/ Pendam XVII/Cenderawasih)
banner 468x60

Oleh: Makawaru da Cunha  I

PAPUAnside.com, TIMIKA—Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa menegaskan pihaknya telah memiliki beberapa nama para pelaku penembakan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

banner 336x280

Demikian disampaikan Andika Perkasa, didampingi disambut Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono, MA  beserta para Pejabat TNI/ Polri, ketika jumpa pers di Timika, Jumat (28/1/2022).

Sebagaimana dilaporkan,  tiga prajurit TNI gugur dalam serangan yang dilancarkan  Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) di Bukit Tepuk, Kampung Jenggernok, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (27/1/2022). Masing-masing Serda Rizal, Prada Baraza dan Pratu Rahman.

Panglima TNI mengatakan ketiga Prajurit TNI yang gugur telah dievakuasi Kamis (27/1/2022) pukul 12.00 WIT dari Ilaga, kemudian disemayamkan di Mayonif 754/ENK.

Ia beserta pejabat dari Mabes TNI, tadi malam juga sudah mengunjungi Mayonif 754/ENK dan memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum tiga prajurit yang gugur di Ilaga.

Dikatakan pihaknya sudah mempelajari mulai tadi malam, berdasarkan penjelasan-penjelasan dari beberapa individu yang juga berada di Ilaga Kompleks, termasuk barusan juga dengan seluruh jajaran di Kodam XVII/Cenderawasih.

“Intinya, sebetulnya dari pihak TNI tidak ada sedikit pun usaha-usaha yang memprovokasi, tidak ada,” tambah Panglima TNI.

Panglima TNI menegaskan semua Prajurit TNI melakukan tugas rutin dan justru pada saat bertugas itulah diserang.

“Jadi terus terang mereka-mereka yang memilih cara-cara yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan ini,” terangnya.

Menyikapi kejadian tersebut, Panglima TNI mengatakan telah melakukan evaluasi tentang apa yang harus  dilakukan kedepannya, khususnya yang bertugas di Papua.

“Kalau dari pihak kami TNI, tidak ada lagi korban yang timbul atau jatuh akibat tindakan-tindakan kami, atau tindakan TNI. Bahkan tidak melakukan tindakan-tindakan pidana yang memang melanggar hukum nasional di NKRI,” tegas Panglima TNI.

“Tapi, jatuhnya korban dari pihak TNI ini, karena tadi, seperti yang terjadi di Maybrat, Papua Barat kemarin dengan yang di Gome, Kabupaten Puncak. Ini adalah tindakan-tindakan melawan hukum, tindak pidana pembunuhan yang dilakukan beberapa oknum masyarakat. Inilah yang kami evaluasi juga,” jelas Panglima TNI.

Menyangkut tentang apa langkah selanjutnya, terang Panglima TNI, pihaknya sudah melakukan untuk kesekian kalinya, tapi semakin detail dan semakin menggunakan dua insiden terakhir sebagai bahan evaluasi.

Dikatakan, untuk Penambahan pasukan tidak ada, tetap menggunakan mereka yang bertugas disana untuk melakukan tugas-tugas Kodim dan Koramil.

Sebelum mengakhiri jumpa pers, Panglima TNI mengungkapkan bahwa prajurit TNI di lapangan selalu melakukan komunikasi sosial dengan semua masyarakat.

“Disitulah prajurit TNI juga mengajarkan dan menyampaikan bahwa bagaimana mereka membangun, bagaimana mereka hidup bekerja dan menyekolahkan anak-anak. Jadi sama halnya seperti yang kita lakukan di provinsi-provinsi lain, begitu juga bagaimana kita TNI membantu masyarakat untuk hidup lebih baik lagi,” tutup Panglima TNI. **

 

banner 336x280