Oleh: Vina Rumbewas |
PAPUAinside.com, WAMENA— Air bersih masih menjadi masalah di Kota Wamena, aliran air milik PDAM ini hanya dinikmati sebagian kecil warga di Jayawijaya khusus bagi mereka yang tinggal di dalam kota dan dekat dengan sumber air, sedangkan warga lain hanya mengandalkan sumur bor dan aliran air kali Uwe yang membentang di pinggiran kota Wamena.
Hal ini menjadi sorotan anggota Komisi V DPR RI saat berkunjung ke Jayawijaya, Senin (02/03/20).
Ketua Tim sekaligus Ketua Komisi V DPR RI H Nurhayati meminta agar pembangunan bendungan sebagai penyedia air baku dipercepat untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Jayawijaya.
“Kami tadi menginginkan pembangunan bendungan itu dipercepat sehingga pasokan air baku di daerah Wamena bisa segera tersedia,” ungkapnya kepada media.
Ditargetkan peralihan intake akan rampung 2021, pipanisasi juga sudah dilakukan sepanjang 6 km, tinggal pemindahan intake baru ke intake lama dengan begitu maka akan segera teraliri.
“Kami memang meminta pemda agar air bersih jadi priorotas pertama,” katanya.
Diakuinya, seluruh masukan memang harus menjadi prioritas utama apa yang dibutuhkan untuk menunjang perekonomian di Jayawijaya.
Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai Papua Merauke, Nimbrot Rumaropen membantah jika ada yang menyebutkan jika proyek ini mati suri, karena menurutnya telah dikerjakan sejak 2015.
Hanya saja terjadi pembagian wilayah kerja BWS Merauke dan BWS Jayapura pada tahun 2016 sehingga sementara terhenti.
“Ini bukan proyek mangkrak, jadi pekerjaan ini sebenarnya sudah dibangun tahun 2015-2016 oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua, hanya di tahun 2016 terjadi pembagian wilayah kerja untuk wilayah selatan ditangani BWS Merauke, wilayah utara BWS Jayapura. Kota Wamena masuk wilayah kewenangan BWS Merauke,” jelasnya.
Disampaing itu lanjut Nimbrot, ada serah terima asset kedua balai dan prosesnya hingga 2019, dan setelah direview desain yang lama ditemukan sedikit masalah pada bagian intake sehingga harus diperbaiki.
Dipastikannya pekerjaan tersebut akan kembali dilanjutkan tahun 2020 ini dan ditargetkan rampung 2021 dengan dua tahun anggaran.
“Jadi bukan membangun jaringan baru, tetapi menambah intake baru karena intake lama di Napua debit airnya sudah menurun, jadi pemda melalui PDAM Jayawijaya meminta kami bangun intake baru untuk membantu menambah suplai air untuk jaringan PDAM untuk layani kota Wamena,” terangnya.
Pembangunan intake ini sendiri melibatkan tiga instansi, dan pekerjaan BWS Merauke sepanjang 6 kilometer yakni membangun intake pengambilan air dan membangun jaringan transmisi air baku.
Setelah itu akan dilanjutkan Balai Cipta Karya, dan PDAM akan mengkonekkan jaringan PDAM lama untuk didistribusikan ke masyarakat.
“Total anggaran kurang lebih Rp 24 miliar, tetapi tahun ini sudah ada 8 miliar dalam DIPA sementara dalam proses lelang, kalau tidak ada masalah mungkin dipertengahan Maret ini sudah bisa dilanjutkan lagi,” bebernya.
Jaringan lama PDAM di Napua sendiri debit airnya telah berkurang sehingga BWS Merauke sehingga dipindahkana dari Napua ke Kali Wasi anak sungai kali Uwe guna membantu suplai debit air. **