Oleh: Ignas Doy |
Papuainside.com, Jayapura—Segenap umat beragama di Provinsi Papua diserukan memanjatkan doa dan puasa minta penyertaan dan perlindungan Tuhan, menyusul aksi kerusuhan yang berujung anarkis di Kota Jayapura, 29 Agustus 2019 lalu. Dan terakhir eksodusnya ribuan mahasiswa, yang kini menempuh kuliah di luar Papua dan memilih pulang ke Papua.
“Kepada seluruh pimpinan agama dan umat diseluruh Papua, agar mulai menjadwalkan doa dan puasa di masing-masing tempat ibadahnya, untuk mengakhiri kerusuhan di Papua,” imbuh Gubernur Papua Lukas Enembe, disela-sela Rapat Koordinasi dan Konsolidasi Antara Forkopimda Provinsi Papua dengan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan dan Mahasiswa Dalam Menyikapi Rencana Eksodus Mahasiswa Papua di Gedung Negara, Kota Jayapura, Jumat (13/9).
Gubernur Enembe mengutarakan, pemerintah daerah sudah tak mampu lagi menangani masalah (politik) kini, kecuali doa dan puasa bisa mengakhiri kerusuhan di Papua.
Ia mengatakan, doa dan puasa tersebut wajib dilaksanakan hingga tahun depan. Selanjutnya diakhiri dalam ibadah akbar bertepatan dengan perayaan Injil Masuk di Tanah Papua pada 5 Pebruari 2020 di Stadion Papua Bangkit, Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.
Sementara itu, rencana pertemuan Gubernur Papua bersama mahasiswa Papua yang pulang dari luar daerah, terpaksa diagendakan ulang guna mencari solusi terbaik untuk masa depan mereka.
“Kita menunggu waktu yang tepat, untuk berkomunikasi dengan mahasiswa. Tapi jika memungkinkan kita kumpulkan mereka pada satu tempat, sehingga memudahkan untuk koordinasi. Jangan sampai adik-adik mahasiswa ketinggalan dalam perkuliahan, yang akhirnya merugikan mereka,” imbuh Enembe. **