Image  

GIDI Resmi Menjadi Aggota Tetap Dewan Gereja-Gereja Pasifik

Pemimpin Gereja. Dari Kiri. Pdt. Dorman Wandikbo (President GIDI), Pdt. Andrikus Mofu, M.Th (Ketua Sinode GKI di Tanah Papua), Pdt. Dr. Benny Giay (Ketua Sinode Kingmi Papua), dan Pdt. Dr. Socrates Sofyan Yoman, STh (Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis Tanah Papua), ketika Konferensi Gereja-Gereja Pasifik di Pasific Suva, Fiji pada akhir bulan November 2019. (foto: istimewa)
banner 468x60

Oleh:  Ignas Doy |

PAPUAinside.com, JAYAPURA—Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) secara resmi menjadi Anggota Tetap Dewan Gereja-Gereja Pasifik yang disebut juga Konferensi  Gereja-Gereja Pasifik atau Pasific Conference of Churches (PCC) di Pasific Theological College (PTC) Suva, Fiji  pada akhir bulan November  2019.

banner 336x280

Demikian disampaikan President GIDI Pdt. Dorman Wandikbo  di Kompleks STAKIN (Sekolah Teologia Atas dan Kejuruan Injili), Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (30/11).

Selain GIDI, ujarnya, gereja Baptis Papua dan Kingmi Papua diterima sebagai Anggota Tetap Konferensi atau Dewan Gereja-Gereja Pasifik. Sementara itu, GKI (Gereja Kristen Indonesia) di Tanah Papua adalah salah-satu anggota pendiri PCC pada tahun 1961.

Namun keanggotaannya berakhir sejak Papua diintegrasikan dengan Indonesia, dan kini keanggotaannya diaktifkan lagi.

Keputusan keanggotaan tersebut diumumkan pada Konferensi  Gereja-Gereja Pasifik atau.

Mendengar kabar ini, jelasnya, umat gereja GIDI secara khusus mengapresiasi kepada pimpinan GKI di Tanah Papua sebagai anggota pendiri yang telah membuka akses dan mempunyai PCC andil  besar bagi gereja GIDI, Baptis dan Kingmi di Tanah Papua lewat forum ini telah merealisasikan aplikasi prinsip  keanggotaan yang sudah diajukkan  tahun 2014.

“Ini merupakan kado Natal yang patut disyukuri oleh segenap umat gereja di Tanah Papua,” tuturnya.

Melalui kerjasama forum ini, ungkapnya, gereja –gereja di Tanah Papua mendapat peluang besar melancarkan aksi misi penginjilan lintas budaya di kawasan Pasifik maupun Melanesia, Polinesia, dan Mikronesia.

“Penginjilan kawasan Pasifik menjadi salah-satu topik yang hangat dibicarakan selama Konferensi berlangsung di Suva, negeri kepulauan Fiji  bagian Selatan Samudera Pasifik,” tukasnya.

Menurutnya, topik lain yang dibahas dan mendapat perhatian dalam forum ini adalah tentang pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia).  Menjadi isu sentral atas berbagai pelanggaran HAM yang tengah melanda terhadap umat gerejawi di kawasan Pasifik dan khususnya di Tanah Papua.

Ia menjelaskan, Forum ini memberikan dukungan penuh kepada umat di Tanah Papua dalam perspektif rasa tanggungjawab terhadap panggilan pengembalaan maupun bentuk solidaritas  senasib dan serumpun.

Selain itu, lewat forum ini kedepan akan ditingkatkan kerjasama di bidang pendidikan di kawasan Pasifik dalam rangka pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, yang nantinya kedepan SDM kawasan Pasifik dapat bersaing dengan kawasan lain di dunia.

Pada momentum bersejarah ini, tukasnya, Dewan Gereja-Gereja Pasifik merekomendasikan kepada delegasi gereja dari Tanah Papua yang terdiri dari gereja GKI di Tanah Papua, GIDI, Baptis Papua dan Kingmi di Tanah Papua membentuk Forum atau Dewan Gereja Papua (West Papua Church Council).

Pertemuan selama tiga hari itu dihadiri oleh delegasi  gereja dari Tanah Papua terdiri dari 7 orang. Juga dilakukan pembicaraan sesi tertutup para pimpinan gereja dan Departemen Luar Negeri Australia dan Perdagangan atas kolaborasi yang lebih dekat kepada isu-isu keadilan sosial untuk tahun 2020.

Dorman menambahkan, setelah menjadi anggota tetap Dewan Gereja-Gereja Pasifik pihaknya segera membentuk Dewan Gereja Papua, untuk menyuarakan 3 poin penting.  Yaitu kebenaran, keadilan dan kemanusiaan.

‘’Dengan demikian,’’ ucapnya, ‘’Gereja Oikumene Papua akan berubah menjadi Dewan Gereja Papua,” katanya. ** (adv)

banner 336x280