Oleh : Faisal Narwawan|
PAPUAinside.com, JAYAPURA – Meluasnya virus Corona Covid – 19 hingga saat ini terdeteksi di Indonesia membuat mayoritas warga Indonesia bahkan di Kota Jayapura ikut berburu masker.
Perburuan masker oleh warga Kota Jayapura yang sepertinya ‘berlebihan’ ini pun ditanggapi Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura dr. Ni Nyoman Sri Antari.
Kepada wartawan, Kadis Kesehatan Kota Jayapura ini berujar, penggunaan masker tersebut wajibnya kepada yang sakit dan bukan untuk orang yang sehat.
Masyarakat yang sehat boleh saja menggunakan masker jika berada di tempat keramaian.
“Yang sakit yang pakai masker, yang sehat ya tidak usah. Soal corona kita juga awasi, saya tidak bisa katakan ada atau tidak ada, tapi kita pantau,” ungkap dr. Ni Nyoman.
Hal penting lainnya yang disampaikan dr. Ni Nyoman bahwa perlu adanya kesadaran untuk rajin cuci tangan atau menjaga etika ketika batuk dan bersin.
“Kalau ada orang batuk di depan kita, kalau dia tidak tutup mulut kita yang tutup mulut, pakai sapu tangan juga bisa, jadi bukan harus masker,” ujarnya lagi.
Sebagai langkah antisipasi hingga ke tingkat puskesmas sendiri, Kadis Kesehatan Kota Jayapura mengakui saat ini diberlakukan pelatihan dasar penanganan corona.
“Pesertanya dokter, perawat mereka dilatih untuk menangani kegawatan darurat jika ada. Dan untuk simulasi penanganan kita kerjasama dengan KKP, mereka kan saat ini standby di bandara,” ucapnya.
“Jadi, warga jangan sampai heboh beli masker takut habis dan lain-lain,” jelasnya lagi.
Hal ini juga disinggung salah satu ahli medis dalam acara yang membahas pencegahan corona . Dikutip dari laman Kompas.com, Konsultan Paru Sub Infeksi RSUP Persahabatan, dr Erlina Burhan MSc SpP(K) mengatakan, penggunaan masker memang wajib bagi orang sakit dan tak wajib bagi yang sehat.
“Tapi kalau (orang sehat) di rumah saja, atau di jalanan gak ada orang ramai, mungkin gak perlu. Tapi kalau di keramaian pakai,” ujar dia.
Memang penggunaan masker bedah di tempat yang ramai sebagai langkah untuk mencegah droplet atau percikan virus dari orang lain yang berpotensi menular kepada orang yang sehat.
Namun, penggunaan masker bedah 24 jam ditegaskan bukan salah satu yang dianjurkan. Masih dari Kompas.com, Dokter spesialis Mikrobiologi Klinik dari Universitas Indonesia (UI), dr. R. Fera Ibrahim menjelaskan, masker bedah dinilai kurang efektif dalam pencegahan virus corona.
“Masker dipakai selama 4-8 jam maksimal. Jika masker sudah basah dan kotor harus dibuang dan diganti,” ungkapnya.
Menangani permasalahan ini, Pemerintah Kota sendiri sudah melakukan sidak di sejumlah apotek dan distributor obat yang menyuplai masker.
Pemerintah Kota Jayapura bahkan mengancam akan menindak tegas bila ada apotek maupun distributor yang melakukan penimbunan ataupun menaikan harga masker.
“Akan dicabut izinnya itu perintah wali kota,” ujar Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru saat melakukan sidak di sejumlah distributor yang ada.
Kepada warga Kota Jayapura diminta agar tetap menjaga kesehatan dan kebersihan diri. Pihaknya meminta warga kota tak panik namun tetap waspada. **