Deklarasi Doa dan Puasa Bagi Pemulihan Tanah Papua

Ketua PGGP Pdt LIpius Biniluk menyerahkan jadwal doa dan puasa untuk pemulihan tanah Papua kepada Presiden GIDI Pdt Dorman Wandikbo. (foto: Ignas Doy)
banner 468x60

Oleh: Ignas Doy |

Papuainside.com, Sentani— Sehubungan adanya imbauan  tentang  doa dan puasa bagi pemulihan Tanah Papua dari Gubernur Papua Lukas Enembe, Persekutuan Gereja -Gereja di Tanah Papua (PGGP) menggelar Rapat Bersama dan Deklarasi Doa dan Puasa untuk Pemulihan Papua di Gereja GIDI Jemaat Polomo, STAKIN, Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (26/9).

banner 336x280

Turut hadir Pimpinan Wilayah/Majelis Daerah dan Keuskupan Gereja- Gereja di Papua.

Puncak Rapat Bersama dan Deklarasi Doa dan Puasa untuk Pemulihan Papua, yakni penyerahan  jadwal doa dan puasa bersama seluruh denominasi Gereja di seluruh Tanah Papua oleh Ketua PGGP  Pdt Lipius Biniluk, STh, kepada Presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Pdt Dorman Wandikbo, STh mewaili Pimpinan Wilayah/Majelis Daerah dan Keuskupan Gereja- Gereja di Papua.

Dorman Wandikbo mengatakan, pihaknya akan membagikan jadwal doa dan puasa kepada seluruh denominasi Gereja di seluruh Tanah Papua.

“Jadwal ini akan turun ke pimpinan- pimpinan masing masing denominasi Gereja, untuk dibagikan kepada jemaat. Semua bahan -bahan doa kita kasih turun di jemaat, untuk mereka berdoa,” ujarnya.

Dikatakannya, jadwal doa dan puasa dilaksanakan masing-masing denominasi gereja dari tanggal 1,2 dan 3 setiap bulan hingga Perayaan Injil Masuk di Tanah Papua ke- 165 tanggal 5 Pebruari 2020 mendatang.

Menurutnya, doa dan puasa untuk pemulihan di Papua akan diakhiri dengan ibadah akbar Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR), sekaligus ibadah Perayaan  Injil Masuk di Tanah Papua   ke- 165 tanggal 5 Pebruari 2020 mendatang di Stadion Utama Papua Bangkit di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.

Doa bersama pimpinan-pimpinan Gereja se Tanah Papua usai penyerahan jadwal doa dan puasa bersama untuk pemulihan Tanah Papua. (foto: Ignas Doy)

Dikatakan maksud dan tujuan menggelar  doa dan puasa, untuk pemulihan Papua, pasca sejumlah  kerusuhan yang terjadi di Tanah Papua, pertama agar orang Papua harus berdiri diatas otoritas firman Tuhan. Kedua, orang Papua harus berdiri diatas otoritas doa dan puasa. Ketiga, orang Papua harus berdiri diatas otoritas pujian dan pengimanan. Keempat, orang Papua harus berdiri diatas otoritas sejarah.

Ia menjelaskan, semua orang yang tinggal disini, baik orang Papua maupun non Papua mesti belajar sejarah tentang Papua, supaya semua orang Papua tak dianggap separatis.

“Kami harus menjelaskan semua kepada umat, supaya menjadi doa. Kalau orang Papua berbicara tentang keadilan, membela kebenaran, melawan rasisisme dianggap separatis. Ini datangnya dari sejarah. Jadi siapapun yang hidup di Tanah Papua mestinya belajar sejarah Papua,” imbuhnya.

Ditegaskan kalau sudah ada pemulihan maka tidak boleh lagi ada pembunuhan di atas tanah ini.

“Kalau sudah ada pemulihan Papua, maka tak boleh lagi ada pembunuhan, kriminalitas dan orang Papua dianggap radikal di atas tanahnya sendiri. Semua orang yang datang ke Papua mereka merasakan tiga hal, yakni Papua tanah injil,  tanah berkat dan tanah damai,” terangnya.

Selain itu, jelas Wandikbo, pihaknya juga sudah menyiapkan pengacara- pengacara khusus dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk menangani peristiwa yang terjadi di daerah atau wilayah gereja, dimana ada jemaat yang ditembak mati atau ditangkap salah dan lain lain. ‘’Maka LBH akan turun cek kenapa jemaat ditangkap, dipukul dan dibunuh dan ķesalahanya dimana. Ini yang harus dilakukan sebagai suara gembala,’’ tegasnya. **

banner 336x280