Oleh: Faisal Narwawan|
PAPUAinside.com, Jayapura – Bahasa daerah yang ada di Papua terus alami peningkatan.
Balai Bahasa Papua mencatat hingga kini ada 414 bahasa daerah yang tersebar di Papua dan Papua Barat.
“Awalnya, kami mengolah data keabsahan, setelah dianalisa ada 384 bahasa daerah. 294 di Papua dan 90 di Papua Barat, ” ungkap Yohanis Sanjoko, M.A. Peneliti Ahli Muda Balai Bahasa Papua, Rabu (30/10) sore.
Kata dia, dari 45 daerah penelitian (DP) yang diangkat sebagai sampel, ada 25 daerah di Provinsi Papua yang masuk, otomatis menambah jumlah bahasa di atas.
Sementara, di Papua Barat dari 8 DP ada 5 bahasa daerah lagi yang terdaftar.
“Berarti ada 30 bahasa daerah lagi yang terdata kan, dengan demikian kalau ditambah dengan 384 hasilnya 414 bahasa daerah,” ujar Joko.
45 daerah penelitian dijabarkan Joko tersebar di beberapa daerah di Papua. Sebagian perbatasan Boven Digoel, Merauke, sebagian daerah Yahukimo, sebagian di Asmat, Waropen dan Timika.
Selain itu, di Papua Barat Balai Bahasa menjadikan daerah penelitiannya di beberapa tempat seperti Sorong, Fakfak dan Manokwari.
Sayangnya, bahasa daerah di Papua penuturnya sangat sedikit, terdata kisaran antara 50 hingga 200 penutur.
“Bahasa daerah yang aman itu, Biak penuturnya hampir 30.000 ribuan, Bahasa Mee, Dani. Sementara suku kecil itu sedikit,” katanya lagi.
Kabar baiknya, beberapa bahasa di daerah terpencilnya masih terjaga dengan baik karena belum terpengaruh daerah perkotaan.
“Hanya saja, ini bisa punah kalau ada bencana alam atau faktor penting lainnya yang mengurangi penuturnya,” ucap Joko.
Balai Bahasa Papua sendiri, tiap tahunnya memproduksi Kamus Bahasa Daerah di Papua.
Dan di 2019 ini, Balai Bahasa telah menyusun dua kamus bahasa daerah di Papua yakni Bahasa Tamer dari Distrik Sota, Merauke dan Bahasa Ambai di Kabupaten Yapen.
“Ada dua, Kamus Bahasa Daerah Tamer-Indonesia dan Kamus Bahasa Daerah Ambai- Indonesia. Untuk mempermuda kamus ini dilengkapi cara pengucapannya juga,” ujarnya lagi.
Penyusunan kamus tersebut tentu untuk melestarikan bahasa daerah di Papua. Dalam waktu dekat kamus ini akan segera dicetak Balai Bahasa.
Selain itu juga, di Kabupaten Sorong Balai Bahasa telah menyusun kosa kata yang lebih pada budaya setempat.
Diketahui, Oktober ditetapkan sebagai Bulan Bahasa. Saat ini Bulan Bahasa dimeriahkan dengan berbagai kegiatan oleh satuan-satuan pendidikan yang ada. Sayangnya peringatan ini tak terlalu populer.
“Di bulan Oktober kami biasa adakan seminar dengan mengundang masyarakat umum, pemerhati dan juga penggiat bahasa termasuk mahasiswa,” ujar Yohanis Sanjoko, M.A. Peneliti Ahli Muda Balai Bahasa Papua, Rabu (30/10) sore.
Dengan berbagai kegiatan tersebut, Balai Bahasa berusaha untuk menggaungkan Oktober juga sebagai Bulan Bahasa. **