Ada Daerah di Papua tak Rutin Lapor Data Covid-19, Silwanus: untuk Pengambilan Kebijakan

Jubir Satgas Pengendalian Pencegahan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, dokter Silwanus Sumule. (Foto: Ignas Doy).

Oleh: Ignas Doy I

PAPUAInside.Com, JAYAPURA—Ada daerah di Provinsi Papua, ternyata hingga kini  tak  rutin melaporkan  data Covid-19. Namun tak dirincikan daerah mana saja.

“Kami berharap betul tolong teman-teman di kabupaten dan kota membantu kami kirimkan data-data Covid-19,” ujar Jubir Satgas Pengendalian Pencegahan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, dokter Silwanus Sumule, saat jumpa pers via Zoom Streaming  Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)  Provinsi Papua, Skyland, Kota Jayapura, Minggu (26/04/2020).

Silwanus menjelaskan, pihaknya menganggap data Covid-19 sangat penting,  untuk bisa melakukan langkah-langkah taktis, seperti membuat satu analisa dan menyampaikan kepada pimpinan daerah, agar bisa segera dibuat sutau kebijakan. .

Dikatakannya, data juga penting untuk mendistribusikan Alat Pelindung Diri (APD), Rapid Test, Polymerase Chain Reaction (PCR) dan lain-lain.

“Jadi kalau kita punya data Covid-19 tak ada susah bagi kita, untuk bisa membuat kebijakan yang tepat,” terangnya.

Menurutnya, selain itu data ini penting  dari sisi medis untuk mengetahui kapan Covid-19 berada pada peak-nya.

Ia menuturkan, pada saat pertemuan dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua dan Forkopimda Papua, analisis dari Jakarta menyatakan Papua akan mencapai puncak pendemi Covid-19 pada bulan Juni 2020 dengan angka 450 pasien positif Covid-19.

“Kalau itu terjadi, maka maka kami sudah harus menyiapkan ruangan isolasi dan peralatan kesehatan. Anggaplah dari 450 itu semuanya masuk di rumah sakit,” ungkapnya.

Ia mengatakan, itulah mengapa salah- satu alasan jika Pemprov Papua sementara menunjuk Rumah Sakit Dian Harapan menjadi salah- satu rumah sakit Covid-19. Selain dari RSUD Jayapura dan beberapa rumah sakit milik Pemprov Papua sendiri.

“Kami harap kabupaten dan kota rutin mengirimkan data kepada kami di Pemprov Papua,” ucapnya.

Ia pun memberi contoh kabupaten Nduga  awalnya dilaporkan salah-satu wilayah di Papua, yang masih bebas dari penularan Covid-19.

“Jadi  teman –teman di Nduga sempat lapor data kemudian putus lagi. Jadi dia tak aktif melaporkan,” tegasnya. **