Oleh: Nethy DS
Papuainside.com, Jayapura—Pemerintah Pusat melalui Kementerian terkait menyasar generasi milenial, untuk mewujudkan Subtainable Development Goals/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs/TPB) tahun 2015-2030 di Provinsi Papua.
Demikian disampaikan Direktur Daerah Tertinggal Transmigrasi dan Perdesaan Kementerian PPN/Bappenas Velix Wanggai di sela-sela jumpa pers sosialisasi kemitraan multi pihak dalam mewujudkan SDGs/TPB dan diskusi milenials peran anak muda dalam agenda 2030 di Sasana Karya, Kantor Gubernur Papua, Dok II, Jayapura, Rabu (7/8).
Velix mengatakan, pemerintah menyadari dan mencoba membuka ruang ekspresi, supaya para generasi muda melalui aspirasi dan gagasannya bisa ikut membangun daerah dengan cara dan gaya sendiri.
Karena itu, pihaknya mempunyai keinginan untuk melibatkan kaum muda, dikarenakan masa depan Bangsa Indonesia berada di tangan para generasi milenial.
“Kami pemerintah tinggal mendorong dengan program maupun kebijakan untuk percepat pembangunan. Ya, salah satunya promosi wisata yang bisa dilakukan kaum muda Papua,” terang Velix.
Menurut dia, para milenial yang ingin direkrut diantaranya para pengurus asosiasi professional, gerenasi muda yang memiliki hobi traveling, fotografi serta kegiatan-kegiatan serupa lainnya.
“Intinya kita ingin rangkul anak muda yang memiliki latar belakang profesi berbeda, tapi memiliki satu kesamaan pandangan yang ingin membangun daerahnya. Tapi yang utama kami ingin agenda pembangunan berkelanjutan SDGs tahun 2015-2030 bisa diwujudkan diatas tanah ini”.
Velix menyampaikan, program besar Bappenas di Papua untuk menangani berbagai masalah, seperti ketertinggalan, kemiskinan, keterbelakangan, perbaikan penanganan kesehatan, lingkungan hidup dan perdamaian melalui peran anak muda di Papua.
Senada dengan itu, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden, Binny Buchori menilai keinginan merangkul generasi muda karena mereka melihat dunia dengan perspektif berbeda.
Dalam artian, generasi milenial lebih tahu apa yang mereka butuhkan ketimbang pemerintah sebagai penentu kebijakan.
“Sebab apa yang belum terpilkirkan oleh kami di pemerintahan, itu sudah ada di benak mereka (milenial), inilah alasan kita rangkul anak-anak muda,” terangnya.
Pihaknya setuju dengan anggapan bahwa anak muda Papua yang lebih tahu dan bisa menentukan mau kemana Provinsi ini kedepan. Apalagi saat ini sudah banyak anak Papua pintar dan berprestasi di luar negeri, hanya saja belum banyak yang diketahui. **