Image  

Rusuh Wamena Berdampak Langsung Pada PAD Jayawijaya

Deretan ruko di Pasar Wouma yang ikut hangus dibakar saat rusuh 23 September 2019 lalu. (foto: Vina Rumbewas)

Oleh: Vina Rumbewas |

PAPUAinside.com, WAMENA— Pemerintah Daerah Kabupaten Jayawijaya akui realisasi pengolahan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2019 ini tidak berjalan maksimal.

Sumber PAD Jayawijaya sendiri berasal dari pajak bangunan ruko dan kios, yang mana seperti diketahui banyak bangunan usaha tersebut yang hangus terbakar saat rusuh 23 September lalu.

Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua mengatakan hal ini berdampak langsung terhadap pengelelolaan pendapatan asli daerah karena tidak bisa menarik retribusi.

“Kalau bangunannya terbakar bagaimana kita bisa menarik pajak dari mereka yang menjadi korban, akibatnya pendapatan asli daerah kita yang tak berjalan maksimal seperti tahun -tahun sebelumnya,” ungkapnya Banua, Jumat (29/11).

Dikatakannya, realisasi tetap berjalan hanya saja tentu terkendala beberapa kegiatan yang ada, seperti pajak bumi dan bangunan yang belum bisa untuk dilakukan penarikan seutuhnya karena banyak bangunan  yang terbakar.

“Di Wouma saja ada 101, belum lagi di wilayah Hom-hom  dan daerah lain di dalam kota yang berjumlah 400 lebih. PAD Jayawijaya yang utama bersumber dari pajak Bumi dan Bangunan kalau banyak yang terbakar otomatis tidak bisa ditarik pajaknya,” ujarnya.

Sementara untuk pajak yang bersumber dari potensi daerah seperti galian C yang ada di Kali Uwe dan dibeberapa tempat lainnya tetap berjalan karena setiap pengambilan material dalam satu pekerjaan yang dilakukan termasuk dalam kontrak pemerintah dengan pihak ketiga, sehingga setiap tagihan pajak itu langsung dipotong dipihak ke tiga.

“Untuk Galian C, setiap kontrak satu pekerjaan yang dilakukan biasanya sudah masuk, sehingga untuk pajak dari galian C dipastikan tetap berjalan, tidak ada masalah,” pungkasnya. **