Image  

Ribuan Mahasiswa Eksodus, Pemerintah Harus Satu Suara

Gubernur Papua Lukas Enembe, didampingi Ketua DPR Papua Yunus Wonda, usai memimpin Rapat Koordinasi dan Konsolidasi Antara Forkopimda Provinsi Papua dengan Bupati, para Rektor dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dalam Menyikapi Rencana Eksodus Mahasiswa Papua di Gedung Negara, Kota Jayapura, Senin (16/9). (foto: Dian Mustikawati)

Oleh: Ignas Doy |

Papuainside.com, Jayapura—Gubernur Papua Lukas Enembe, didampingi Ketua DPR Papua Yunus Wonda, memimpin Rapat Koordinasi dan Konsolidasi Antara Forkopimda Provinsi Papua dengan Bupati, para Rektor dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dalam Menyikapi Rencana Eksodus Mahasiswa Papua di Gedung Negara, Kota Jayapura, Senin (16/9).

Data sementara mahasiswa Papua eksodus hingga Senin (16/9) sebanyak 2.043 orang.

Dalam rapat tersebut, Gubernur Papua menanyakan kepada para bupati, berapa jumlah mahasiswa yang sudah pulang dari kota studinya masing-masing.  Gubernur juga menanyakan apakah para Bupati sudah mengetahui alasan, sehingga mahasiswa lebih memilih pulang ke Papua.

“Sebagian besar para mahasiswa yang eksodus menyampaikan kepada para bupatinya bahwa mereka kembali karena takut dengan tekanan dan intimidasi. Asrama mereka sering didatangi anggota TNI/Polri, pasca rasisme medio Agustus 2019 lalu di Surabaya,” ujar Gubernur.

Bupati Biak Numfor Herry Naap menuturkan, seluruh kabupaten/kota ini harus satu suara, untuk menyikapi mahasiswa Papua yang eksodus dari kota studi.

“Kalau memang mahasiswa Papua tak nyaman di luar. Kalau mau pulang ya pulang semua. Tapi kalau mau tinggal ya tinggal juga serentak, sehingga tak menimbulkan polemik dan dinamika yang berbeda,” imbuhnya.

Data sementara mahasiswa Papua,  yang kuliah di kota studi di seluruh Indonesia.  Kabupaten Intan  Jaya jumlah 600 orang. 4 mahasiswa sudah pulang ke daerah asalnya, dan telah melapor ke pemerintah daerah.

Jumlah mahasiswa asal  Pegunungan Bintang, yang berada di masing-masing kota studi sebanyak  1.030  orang. 31 orang memilih pulang.

Jumlah mahasiswa asal Kabupaten Mimika di seluruh Indonesia, Jakarta, Surabaya, Malang, Yogyakarta sebanyak 1.300 mahasiswa.

Kabupaten Dogiyai mahasiswa yang berada di kota studi sekitar 700 orang.

Mahasiswa Mamberamo Tengah yang berada di kota studi sebanyak 713.   200 orang sudah pulang. Tapi yang terdata di Asrama baru sebanyak 120 orang.  Yang tinggal, karena dalam posisi menunggu wisuda sebanyak 13 orang yakni di Manado 5 orang, Surabaya dan Yogyakarta.

“Sebagian besar tak bisa pulang, seperti di Surabaya. Karena orang tua mereka sudah kirim uang tiket.  Tapi sampai di Bandara tiket mereka dibatalkan ada sekitar 29 orang,” ungkap Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak.

Jumlah mahasiswa Paniai di luar Papua sebanyak 1.796. 200 orang sudah pulang. Kabupaten Nduga  ada sekitar 648 mahasiswa dan yang sudah kembali 500 orang sudah ada di Jayapura. Sebagian masih menunggu wisuda.

Jumlah mahasiswa Mappi yang berada di kota studi luar Papua sebanyak 301 mahasiswa.  Hanya  1 orang yang melaporkan kepada pemerintah untuk kembali.

Jumlah mahasiswa Supiori yang ada di luar Papua kurang lebih sebanyak 274 mahasiswa. Sedangkan yang sudah pulang sesuai informasi yang diterima pemerintah ada 12 orang. Tapi yang baru melapor ke pemerintah daerah hanya dua orang mahasiswa.

Jumlah mahasiswa asal Biak Numfor sekitar 2.500 orang, yang tersebar di Ambon, Jakarta dan Sumatera. Hingga kini  baru 4 orang yang pulang.

Jumlah mahasiwa Yapen Waropen sebanyak 1.961 yang sedang studi di Pulau Jawa sebanyak 830 mahasiswa. Di luar Papua kurang lebih 600 orang. Sedangkan yang sudah pulang tahun ini,  karena sudah selesai kuliah di Jakarta sebanyak 96 orang dan  Tangerang 34 orang.

“Sedangkan mahasiswa yang mau pulang karena  kasus Surabaya ada 11 mahasiswa yang sudah menyampaikan per telepon, untuk pulang,” ungkap Bupati Yapen Tony Tezar.

Jumlah mahasiswa  Deiyai  1.253 yang studi di Papua dan luar Papua. Tapi kalau untuk Surabaya, Semarang, Jakarta dan Malang sementara yang didatakan ada 338 mahasiswa dan ada yang sudah pulang ke Deiyai.

Jumlah mahasiswa Tolikara yang kuliah di luar Papua sebanyak 700 lebih. Yang sudah pulang data yang dikumpulkan  di Asrama Tolikara,  Waena, Koya dan  Jayapura sebanyal 110 orang lebih.

Bupati Yahukimo Abock Busup mengatakan, jumlah mahasiswanya yang kuliah di luar Papua sebanyak  1.800 orang. Mahasiswa yang pulang ke Papua 600 orang.

Jumlah mahasiswa asal Merauke yang kuliah di Makasar, Bogor, Bandung, Semarang, Jakarta dan Yogjakarta secara keseluruhan 616 orang. 8 orang sudah pulang.

Jumlah mahasiswa Sarmi yang kuliah di Papua dan luar Papua sebanyak 700 -an lebih. Hanya saja hingga saat ini belum ada yang melapor sehingga pihaknya belum mendapatkan data. **