Oleh: RF I
PAPUAInside. id, WAMENA–Plt Sekda Jayawijaya, Pilatus Lagowan resmi membuka Seminar Akhir Hasil Penelitian Implementasi Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Melalui Inovasi Noken Perempuan Asli Baliem di Kabupaten Jayawijaya di Wamena, Provinsi Papua Pegunungan, Senin (10/2/2024).
Dalam sambutan bupati yang dibacakannya, diungkapkan bahwa semangat ekonomi kreatif telah menjadi isu baru dalam ekonomi global, yang dianggap mampu berkontribusi terhadap perekonomian suatu negara, dan gelombang promosi suatu negara dalam memperkenalkan budayanya, industri kreatif menjadi salah satu sektor, yang memungkinkan menjadi identitas khusus dari suatu negara.
“Ekonomi kreatif ini merupakan gelombang ekonomi baru yang tidak hanya melibatkan kreatifitas semata, namun juga fokus kultural yang meliputi ekonomi kreatif, keterlibatan media digital dan juga konservasi warisan budaya,” ungkap Pilatus.
Keberadaan ekonomi kreatif dibutuhan pemerintah untuk mengokohkan perekonomian, terutama pada sektor rell. Kekuatan ekonomi kreatif lebih bertumpu kepada keunggulan sumber daya manusia yang berasal dari ide-ide kreatif pemikiran dan keterampilan.
Kaitannya dengan ekonomi kreatif, noken merupakan kearifan lokal, yang telah ada secara turun temurun dengan daya jual produk pariwisata, yang tidak kalah menarik yang dimiliki masyarakat Papua Pegunungan terutama masyarakat asli Baliem, dimana produk noken ini telah tertuang dan tersirat dalam UU Otsus No 21 Tahun 2001 dan telah resmi mendapat pengakuan sebagai warisan budaya oleh UNESCO, yang perlu dilindungi dan dikembangkan.
“Noken memiliki fungsi penting bagi masyarakat asli Papua sangat membantu dalam melakukan peran produktif, yang multi fungsi antara lain sebagai tempat menyimpan berbagai macam hasil kebun yang akan dijual ke pasar, juga sebagai alat menggendong bayi maupun hewan ternak,” ujar Pilatus.
Selain itu, pada masyarakat asli Baliem, noken digunakan pada acara-acara kelahiran, perkawinan, kematian, hiasan, dan pakaian adat.
Dengan keunikan motif yang berbeda dari daerah lainnya di papua ini menunjukkan bahwa perempuan baliem mampu membuat kreasi (daya cipta) menganyam noken yang menarik.
“Selama bertahun-tahun, budaya yang selalu menganggap perempuan tidak mampu bersaing dengan laki-laki telah berubah menjadi tidak relevan. Oleh karena itu, beberapa wanita asli Papua telah mengubah perspektif mereka dan ingin meningkatkan kualitas hidup mereka,” tuturnya. **