Oleh: Ignas Doy |
Papuainside. com, Jayapura—Pengelolaan sampah di PON (Pekan Olahraga Nasional) XX tahun 2020 di Provinsi Papua menjadi perhatian serius Pemeriantah Daerah.
“Tentunya kita harus bekerja keras, untuk menyiapkan berbagai persiapan, termasuk masalah sampah di masing-masing venue,” ujar Sekum PB PON Elia I Loupaty, didampingi Koordinator Bidang Lingkungan PB PON Martha Mandosir, usai Rapat Koordinasi Penyusunan Program dan Kegiatan di Bidang Lingkungan di Jayapura, Jumat (18/10).
Oleh karena itu, PB PON Papua menyusun program dan kegiatan di bidang lingkungan melibatkan SKPD terkait, khusus menangani sampah dan lingkungan hidup.
“Tugas mereka ini memang tak ringan, karena menangani tamu yang begitu banyak dan produksi sampah sudah pasti sangat banyak,” katanya.
Menurutnya, pengelolaan sampah tak hanya sampah di masyarakat, tapi juga sampah-sampah di venue-venue, hotel, jalan-jalan, lokasi rekreasi dan lain-lain.
“Kita harus memastikan bahwa semua sampah harus bersih dan hijau selama pelaksanaan PON bahkan setelah PON pun bersih,” ujar Loupatty.
Karena itu, ujarnya, perlu ada satu konsep bagaimana melatih relawan yang akan bekerja mengelola sampah. Sehingga akan tercipta suatu pengelolaaan sampah yang lebih modern dan melibatkan partisipasi warga setempat.
“Sampah masyarakat di Kota Jayapura saja kurang lebih 250 ton perhari, dapat dibayangkan saja ditambah sampah PON, maka perlu ada satu manajemen untuk menangani sampah ini,” ujarnya.
Sementara itu, Martha Mandosir mengatakan, pihaknya akan menghitung secara pasti jumlah relawan yang akan dilibatkan dalam pengelolaan sampah di empat Kabupaten/Kota penyelenggara PON, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika dan Merauke.
Namun demikian, lanjut Martha pihaknya akan menghitung berdasarkan jumlah cabor dikalkulasi dengan jumlah penduduk, supaya bisa menghitung berapa volume sampah yang akan dihasilkan perhari selama pelaksanaan PON XX di Papua.
Menurutnya, di Kota Jayapura kini kurang lebih 250 ton perhari, walaupun Kota Jayapura sudah mempunyai TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan bank sampah, tapi masih ada sekitar 60 persen sampah yang belum dikelola secara modern.
“Sekarang kalau belum terkelola bagaimana caranya, supaya TPA itu bisa dimaksimalkan, walaupun tak semuanya ke TPA. Ini yang nanti kita hitung dengan baik, cermati, supaya kita dapatkan data yang valid, untuk pengelolaan sampah, terutama pada saat pelaksanaan PON XX,” terangnya. **