Nokeners Merajut Solidaritas di Candi Plaosan

Nokeners menyampaikan salam menoken, ketika mengunjungi Candi Plaosan di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. (Foto: Komunitas Menoken for Papuainside.id)
banner 468x60

Oleh: Makawaru da Cunha  I

PAPUAinside.id, YOGYAKARTA—Nokeners  berkesempatan mengunjungi Candi Plaosan di  Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, 27 November 2024. 

banner 336x280

Kunjungan ke Candi Plaosan adalah kegiatan tambahan dari Menoken Kembali Mula “Baku Belajar” November 2020-2024 dalam rangkaian kegiatan Nyandran Gunung Silurah 2024 di Taman Budaya Silurah, Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, 28-30 November 2024.

Nokeners Yogyakarta, Ambrosius Ruwindrijarto mengatakan menoken kembali mula “baku belajar” November 2020-2024 adalah napak tilas menoken pertama pada November 2020 di sejumlah tempat di Garut, Banten, Batang, Magelang, Purworejo dan Yogyakarta.

“Kami ingin menelusuri kembali sejak pertama kali menoken di Batang,” ujar Rui panggilan Ambrosius Ruwindrijarto.

Sementara itu, Nokeners Bogor, Yuniken Mayangsari  atau yang biasa dipanggil Niken, mengatakan Candi Plaosan merupakan salah satu wisata pendidikan dan religi di Jawa Tengah.

Niken menuturkan perbedaan kondisi geografis dan perkembangan budaya di tanah Jawa dan tanah Papua akan menambah isi noken dari Nokeners Papua, yang hadir dalam kegiatan Menoken Kembali Mula “Baku Belajar” November 2020-2024 ini.

Selain itu, Candi Plaosan ini merupakan peninggalan sejarah dalam bentuk arsitek kuno, yang dibangun orang Budha, tapi dibantu orang Hindu.

“InI adalah solidaritas yang bisa kita tiru bahwa dimanapun kita saling mendukung dan menghargai, sesuai filosofi menoken, yakni persaudaraan, solidaritas, kekuatan, kelenturan dan cinta kerahiman,” terang Niken.

Sebagaimana Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas menyebutkan Candi Plaosan terdiri atas Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul dibangun pada abad ke-9 oleh Raja Rakai Pikatan dan Sri Kahulunan pada zaman Kerajaan Mataram Kuno.

Terdapat  kemuncak stupa, arca Budha, serta candi-candi perwara (pendamping/kecil), yang berbentuk stupa. **

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *