Oleh: Makawaru da Cunha I
PAPUAINSIDE.ID, BERAP—Kegiatan “Menoken” di atas rakit Nggam Bu atau Kali Biru menghadirkan sensasi berbeda bagi para pengunjung.
Usai aksi penanaman perdana 1.000 pohon merbau dalam rangka memperingati Zero Emission Day 2025 di Kampung Berap, Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, Sabtu (20/9/2025), Nokeners merasakan nikmatnya menoken sambil menyusuri aliran sungai berair jernih tersebut.
Lokasi Kali Biru terletak sekitar 65 km dari Bandara Sentani atau dua jam perjalanan darat.
Fasillitas rakit Kali Biru adalah salah-satu Unit Usaha Ekowisata Badan Usaha Milik Masyarakat Adat (BUMMA) PT Yombe Namblong Nggua.
Dari start point hingga stop point, pengunjung kemudian menaiki rakit untuk menyusuri sungai sejauh 1,5 km dengan durasi sekitar 1,5 jam.
Sepanjang perjalanan, wisatawan disuguhi panorama hutan tropis, kejernihan air, ikan-ikan yang berenang, hingga nyanyian burung endemik Papua.

Para pengunjung naik di atas rakit Nggam Bu atau Kali Biru di Kampung Berap, Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, Sabtu (20/9/2025). (Foto: Papuainside.id/Makawaru da Cunha)
Rp 450.000/Paket
Koordinator Ekowisata BUMMA PT Yombe Namblong Nggua, Simon Petrus Manggo, menjelaskan bahwa paket wisata rakit ditawarkan murah meriah seharga Rp 450.000 untuk empat orang, termasuk life jacket, snack, dan welcome drink khas Namblong.
Namun, pihaknya memberikan harga promo Rp 350.000, khusus untuk nokeners yang terlibat dalam aksi penanaman pohon di kampung Berap. “Apalagi kali ini kami tak menyiapkan snack, dan welcome drink, karena sibuk aksi penanaman pohon,” ucapnya.
Menurutnya, pihaknya menyediakan fasilitas 12 rakit. 6 rakit kini beroperasi, sedangkan 6 rakit masih dalam perbaikan. “Antusiasme pengunjung, yang menyewa rakit cukup tinggi,” ungkap Simon.
Bagi sebagian pengunjung, pengalaman menoken di atas rakit memberikan nuansa spiritual sekaligus rekreasi.
Kebesaran Tuhan
Agustha Kopeuw dari Hena Uwakhe Imea CLC mengaku perjalanan di Kali Biru sangat berkesan. “Kami menoken, bernyanyi, bercanda, dan memuji kebesaran Tuhan, yang telah menciptakan alam hutan serta sungai jernih dan deras ini,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Beatriks Wambrauw dari Nokeners Earth Hour Jayapura. Ia merasa kagum dengan potensi alam sekitar. “Airnya jernih, pemandangan indah, burung bersiul nyaring, dan ikan-ikan berenang. Naik rakit sangat menyenangkan, pasti saya akan kembali lagi,” katanya.
Bagi Nokeners Mamta, Merlin Marweri, pengalaman ini menjadi cara melepas penat. “Di kota bising, tapi di sini damai dan tenang. Naik rakit bikin enjoy dan happy, bisa melupakan hal-hal yang bikin ribet,” ucapnya.
Sementara itu, Tina Marweri dari Komunitas Kebun Tuli Yotoro menilai Kali Biru menyuguhkan ketenangan berbeda dibanding naik perahu di Sentani. “Di sini tenang, kalem, tak ada deru kendaraan. Hanya ikut arus kali sambil menikmati pemandangan. Saya pasti akan kembali,” tuturnya.
Dengan keindahan alam, keramahan masyarakat, serta pengalaman unik menoken di atas rakit, Kali Biru berpotensi besar menjadi salah satu destinasi ekowisata unggulan di Papua. **