Oleh: John NR Gobai *
DALAM diskusi saya dengan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura drg. Aloysius Giay, M.Kes atau biasa disapa Kaka Dokter Alo.
Beliau menyampaikan pasien Corona Virus 2019 atau Covid-19 sesungguhnya membutuhkan penguatan-penguatan dari pelayanan yang tulus serta motivasi, agar mereka menjadi kuat dan merasa ada harapan.
Apa dikatakan Dokter Alo ini sangat benar, karena berdasarkan pengalaman beberapa pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Jayapura telah sembuh dan pulang.
Menurut saya ini penting agar pasien Covid-19 tak tersandra oleh stigma atau pemberitaan- pemberitaan yang seakan- akan memvonis pasien positif Covid-19 akan meninggal.
Dengan penguatan- penguatan sebagaimana disampaikan Dokter Alo akan membuat orang yang positif Covid-19, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) merasa kuat dan menemukan rasa percaya diri kembali.
Dalam rangka pencegahan tentu kita semua sudah tahu antara lain, jaga jarak, pakai masker, selalu cuci tangan dengan sabun, tak bersalaman dan berpelukan, hindari tempat keramaian.
Namun saya ingin mengusulkan beberapa hal.
Pertama, pelayanan doa bagi pasien Covid-19 oleh para pendeta, pastor, ustad serta orang yang mendapatkan karunia dari Tuhan untuk penyembuhan kepada pasien positif Covid-19 tentu mereka harus menggunakan Alat Pelindung Diri (ADP).
Kedua, masyarakat melakukan doa bersama di gereja atau aula dengan jaga jarak, pakai masker serta mencuci tangan dan tak bersalaman, tentu kita semua sadari bahwa dalam iman doa adalah utama.
Ketiga, beberapa pihak telah menyebutkan tanaman -tanaman yang dapat diolah menjadi ramuan mencegah Covid-19. Pihak perguruan tinggi perlu melakukan penelitian terhadap informasi informasi ini.
Keempat, alternatif lain yang dapat dilakukan juga adalah dibuatnya doa adat atau ritual adat menolak Covid-19. Hal ini telah dilakukan di beberapa tempat di Indonesia, termasuk di Tanah Papua. Sebut saja di Maybrat, kota Jayapura dan menurut informasi di Pegunungan Bintang.
Di luar Papua juga sudah dilakukan, seperti di Tual, Flores Timur dan lain-lain.
Kelima, mereka yang dideteksi OPD dan PDP agar dilokalisir di sebuah tempat khusus dan diberikan obat dan pelayanan doa oleh para pendeta, pastor, ustad serta orang yang mendapatkan karunia dari Tuhan untuk penyembuhan kepada mereka.
Keenam, perlu dilakukan Rapid Test mulai dari tiap RT dan di tempat -tempat umum atau di tempat yang ditentukan oleh pemerintah.
Demikian usulan saya, semoga bermanfaat.
* John NR Gobai, Sekretaris II Dewan Adat Papua (DAP).