Oleh: Eman Betta |
PAPUAinside.com, SERUI— Sebuah alat deteksi bencana khususnya pergerakan tanah seperti longsor, dipasang di Kampung Pasir Putih Yapen Selatan, Kepualaun Yapen, Rabu (6/11).
Pemasangan dilakukan dari UGM (Universitas Gajah Mada) bekerjasama dengan BNPB Pusat.
Pemasangan juga dirangkaikan dengan pelatihan 30 anggota tim relawan bencana di Kampung Pasir Putih.
Wakil Bupati Kepulauan Yapen, Frans Sanadi berkunjung ke Kampung Pasir Putih, Rabu (06/11) meninjau alat deteksi bencana serta melihat simulasi penanganan bencana.
“ini sangat bagus sekali, alat ini dapat mendeteksi level terjadinya bencana dan jenisnya dengan cara otomatis akan berbunyi,’’ jelasnya.
Frans Sanadi mengimbau warga Kampung Putij untuk menjaga alat tersebut karena sangat penting untuk mendeteksi bencana. ‘’Mengetahui bencana lebih dini akan meminimalisir dampak,’’ jelasnya.
Moses Pihei Kepala BPBD Yapen mengatakan alat ini merupakan yang pertama kalinya berada di Yapen guna untuk mendeteksi longsor maupun pergerakan tanah di saat derasnya curah hujan atau adanya tanda-tanda bencana lainnya.
Di Serui, lanjut Moses ada beberapa titik kerawanan bencana banjir dan tanah longsor seperti di Distrik Angkaisera, Pantai Utara Yapen, sedangkan untuk daerah rawan abrasi pantai juga longsor berada di daerah Yapen Selatan dan sekitarnya. “Hampir semua wilayah rawan bencana, termasuk di dalam kota, khusunya lagi di kampung Mantembu sering terjadi longsor,’’ jelasnya.
Sementara itu Suharto koordinator lapangan dari UGM (Universitas Gajah Mada) yang bekerja sama dengan BNPB pusat mengapresiasi antusias warga dengan dipasangnya sekitar alat pendeteksi bencana, mulai dari kegiatan survey sampai pemasangan alat dan pelatihan terhadap 30 relawan.
“Warga sangat antusias dengan kehadiran alat ini karena mereka tahu wilayah mereka rawan bencana,’’ jelasnya. **