Oleh: Ignas Doy |
PAPUAinside.com, JAYAPURA—Menyikapi pernyataan yang disampaikan oleh Ketua Fraksi Bhinneka Tunggal Ika Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Jayapura H. Syaharudin, berkaitan dugaan adanya mafia air di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura.
Berkaitan dengan itu, maka PDAM Jayapura mengundang Anggota DPRD Kota Jayapura untuk mengunjungi sumber air di Kamp Wolker Waena, Entrop dan Ajend pada Selasa (25/2/2020) pukul 09.00 WIT.
Surat undangan Nomor 60/S.01/II/2020, perihal laporan kondisi pelayanan air bersih di Kota Jayapura dan permohonan untuk melakukan kunjungan lapangan di sumber mata air PDAM Jayapura, ditujukan kepada Ketua DPRD Kota Jayapura tanggal 24 Pebruari 2020. Dengan tembusan kepada Walikota Jayapuar dan Ketua Dewan Pengawas PDAM Jayapura.
Direktur Utama PDAM Jayapura H. Entis Sutisna, SE, MM, didampingi Staf Khusus Digitasi SPAM Jayapura Yohan Wanggai dan KA. UPP Jayapura Selatan Sulistiyono, saat dikonfirmasi di Jayapura, Senin (24/2/2020), mengatakan pihaknya menyampaikan hal -hal yang berkaitan dengan pelayanan PDAM Jayapura.
Pertama, pelayanan air bersih untuk warga Polimak dan sekitarnya saat ini mengandalkan sumber air Ajend. Namun kondisi saat ini sumber air tersebut menurun drastis dan sangat tergantung terhadap curah hujan yang turun.
Kedua, pelayanan air bersih untuk warga Entrop, Hamadi dan sekitarnya berasal dari sumber air Entrop dan sungai tersebut, selain PDAM Jayapura ada pihak lain yang memanfaatkan untuk kepentingan usahanya yakni CV Bintang Mas untuk kebutuhan pabrik Air Minum Qualaa dan Ondo Dawir, untuk penjualan air melalui mobil tangki air dan penjualan air bagi warga di sekitar Perumahan Jaya Asri.
Pihak- pihak tersebut, ungkapnya, dalam menjalankan usahanya tak ada kaitan dengan PDAM. Sehingga dengan adanya pihak lain yang memanfaatkan sumber air Entrop, maka ketersediaan air bersih yang kami salurkan kepada sekitar 3.700 sambungan rumah di wilayah Entrop dan Hamadi sangat terbatas dan hal inilah yang menyebabkan distribusi air ke wilayah Entrop dan Hamadi dilakukan penggiliran langsung di sumber air Entrop. Ketiga, pelayanan air bersih untuk warga Kampung Buton, Skyline, Tanah Hitam, Abe Pantai, Tobati, Enggros tak dapat lagi memanfaatkan sumber air Borgonji, karena kondisi air yang kering dan tak mampu untuk mengisi air di bak beton Skyline.
Keempat, pelayanan air bersih untuk warga Perumnas I, II, III dan Abepura sekitarnya terjadi penurunan jam distribusi air, karena kondisi sumber air Kamp Wolker menurun drastis, akibat curah hujan yang saat ini masih kurang dan juga terjadinya kerusakan di area kawasan hutan Kamp Wolker, sehingga daya dukung pepohonan terhadap cadangan air makin berkurang.
Menyikapi kondisi tersebut upaya- upaya yang kami lakukan adalah.
Pertama, khusus untuk masyarakat yang selama ini memperoleh didstribusi air dari sumber Borgonji kami telah melakukan interkoneksi jalur pipa yang baru melalui jalur Kojabu.
Kedua, intake Ajend telah kami lakukan rehabilitasi permanen sehingga mengurangi kebocoran air di area sumber air dan masyarakat yang terdampak dari penurunan debit air telah kami siapkan bantuan gratis melalui mobil tangki air sebanyak dua unit.
Ketiga, saat ini PDAM Jayapura bekerjasama dengan Balai Wilayah Sungai Papua akan manfaatkan Danau Sentani sebagai sumber air baku penyediaan air bersih di kota Jayapura.
Menurutnya, proyek tersebut telah dilaksanakan sejak 2018 dan dilanjutkan dengan pembangunan Instalasi Pengelolahan Air (IPA), Jaringan Pipa Transmisi, Distribusi dan Bak Air (Reservoir). Keempat, mengusahakan adanya penambahan kapasitas produksi air untuk warga Entrop, Hamadi dan Polimak.
Ia mengatakan, saat ini telah disusun proposal untuk pembangunan sumber air baru dengan kapasitas 85-100 I/ dt di Sungai Borgonji 2 dengan target 2021 sudah dapat dioperasionalkan dengan sumber dana Pemerintah Provinsi Papua, Pemerintah Kota Jayapura dan dana internal PDAM Jayapura.
Kelima, direncanakan untuk membangun embung di area dekat sumber air untuk menampung air hujan dan aliran permukaan (run off), sehingga diperoleh cadangan air yang dapat dimanfaatkan saat terjadi musim kemarau atau terjadi penurunan debit air. Tahap pertama akan dilaksanakan di Entrop dan Kamp Wolker. **