Oleh: Ignas Doy
Papuainside.com, Jayapura— Character Building and Achievement Motivator Training (CB-AMT) Bagi Atlet dan Pelatih Kontingen Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua Tahun 2020, merupakan suatu upaya pimpinan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua, dalam rangka meningkatkan kwalitas dan profesionalis atlet dan pelatih, agar target yang sudah ditentukan dapat diraih dengan baik.
Hal ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari upaya mewujudkan Papua peringkat 5 besar PON.
Demikian diungkapkan Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) KONI Papua Fredy Sokoy, di sela-sela Penutupan CB-AMT Bagi Atlet dan Pelatih Kontingen PON XX Papua Tahun 2020 Gelombang III di Lapangan Rindam, Ifar Gunung, Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (21/9).
Turut hadir Ketua Pusat Latihan Provinsi (Puslatprov) KONI Provinsi Papua Brigjen TNI Irham Waroihan, Wakil Ketua II Puslatprov KONI Papua Kolonel (Kav) Donova Pri Pamungkas, Instruktur dan Tim Pendukung Dodik Bela Negara Rindam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Saamsul Huda serta Pengurus Teras KONI Papua serta seluruh peserta kegiatan CB-AMT Gelombang III.
Sokoy mengatakan, CB AMT ini sangat bermanfaat bagi para atlet dan pelatih. Pertama, sikap disiplin, semangat, motivasi dalam berlatih. Kedua, mental bertanding yang kuat bagi para pelatih dan atlet untuk melakukan yang terbaik.
Ketiga, meningkatkan kerjasama antara atlet dan pelatih dalam hubungan tim (team work).
Keempat, keyakinan bagi setiap atlet dan pelatih bahwa Papua bisa juara.
Dikatakannya, melalui kegiatan ini peserta telah banyak menerima pengetahuan tentang langkah langkah pemecahan masalah aktual yang berkaitan dengan mental, psikologi atlet serta kemampuan dalam memahami dinamika dalam menghadapi suatu permasalahan di dalam pertandingan.
Sebelumnya, Sekum KONI Papua Kenius Kogoya mengatakan, Cabor yang akan dipertandingkan pada PON XX Papua tahun 2020 dipangkas dari 47 Cabor menjadi 37 Cabor.
Keputusan ini disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/8) lalu.
Alasan 10 Cabor tersebut dipangkas, menurut Kenius, karena Cabor -cabor itu adalah Cabor Non Olimpic, kemudian juga peluang medali untuk tuan rumah sangat kecil, fasilitas atau venue yang belum terbangun.
“Bukan isapan jempol belaka, jika upaya mewujudkan Papua peringkat 5 besar PON XX, karena SDM olahraga kita tak beda dengan Provinsi lain di Indonesia,” terang Kenius.
Di dua (2) PON terakhir, Papua memiliki prestasi yang patut dianjungi jempol. Pada PON XVIII Riau 2012, Papua berada pada peringkat 15 dengan raihan 9 emas, 11 perak dan 16 perunggu.
PON XIX Jawa Barat 2016, Papua mengukir lompatan yang signifikan. Kala itu, Papua naik di peringkat delapan (8), dengan raihan 17 emas, 19 perak dan 32 perunggu. **