Rehabilitasi Lahan Kritis, BUMMA Namblong Tanam 1.000 Pohon Merbau

Penanaman perdana 1.000 pohon merbau oleh BUMMA PT Yombe Namblong Nggua dalam rangka Zero Emission Day 2025 di lahan milik Marga Buwe, Kampung Berap, Kabupaten Jayapura. (Foto: Papuainside.id/Makawaru da Cunha)

Oleh: Makawaru da Cunha  I

PAPUAINSIDE.ID, BERAP—Unit Usaha Kehutanan Badan Usaha Milik Masyarakat Adat (BUMMA) PT Yombe Namblong Nggua menggelar aksi penanaman perdana 1.000 pohon merbau di Kampung Berap, Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, Sabtu (20/9/2025).

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Zero Emission Day 2025 sekaligus menjaga dan mengelola wilayah adat Suku Namblong.

Foto bersama para peserta sambil menunjukan salam menoken dalam kegiatan penanaman pohon merbau memperingati Zero Emission Day 2025 di lahan milik Marga Buwe, Kampung Berap, Kabupaten Jayapura. (Foto: Papuainside.id/Makawaru da Cunha)

Rehabilitasi Lahan Kritis 5.000 Hektar

Penanaman dilakukan di atas lahan seluas 5 hektar milik Marga Buwe di Sub Wilayah Adat Iwalom. Aksi ini menjadi langkah awal program rehabilitasi lahan kritis seluas 5.000 hektar di lima sub wilayah adat Namblong, yang hidup di Lembah Grime, Kabupaten Jayapura, yakni Fou, Iwalom, Buanunendi, Ktu Mai, dan Tabo.

Bibit merbau diperoleh dari kebun pembibitan seluas 1 hektar milik BUMMA PT Yombe di Kampung Icin, Distrik Nimboran. Selain merbau, tersedia pula bibit jati, mahoni, linggua, matoa, dan aneka tanaman buah seperti rambutan, durian, dan mangga.

Komisaris BUMMA PT Yombe Namblong Nggua, Alex Waisimon, menanam pohon merbau di sela-sela peringatan Zero Emission Day 2025 di Kampung Berap, Kabupaten Jayapura. (Foto: Papuainside.id/Makawaru da Cunha)

Perawatan oleh Marga dan Kelompok Tani

Manajer Unit Usaha Kehutanan BUMMA PT Yombe, Bernard Yewi, menegaskan perawatan tanaman akan menjadi tanggung jawab masing-masing marga atau kelompok tani dengan pengawasan kelompok penjaga hutan.

“Kali ini kita buat MoU agar bibit benar-benar dirawat hingga tumbuh berkembang,” jelasnya.

Ketua Kelompok Agroforestry Yombe Sip You, Yan Piter Napo, mendorong warga adat menanam minimal satu pohon setiap hari.

“Kalau semua masyarakat adat ikut, hutan kita akan kembali tumbuh,” ujarnya.

Adapun nama kelompok Yombe Sip You berarti Kami Jaga Bersama dalam Bahasa Namblong.

Penanaman perdana 1.000 pohon merbau oleh BUMMA PT Yombe Namblong Nggua dalam rangka Zero Emission Day 2025 di lahan milik Marga Buwe, Kampung Berap, Kabupaten Jayapura. (Foto: Papuainside.id/Makawaru da Cunha)

Investasi Bagi Generasi Mendatang

Asisten III Setda Kabupaten Jayapura, Drs. Derek Timotius Wouw, MSi, menyebut penanaman pohon sebagai investasi jangka panjang.

“Sebagian dari yang kita tanam bukan hanya untuk kita, tapi juga untuk anak cucu kita,” katanya.

Direktur Operasional BUMMA PT Yombe Namblong Nggua, Yusuf Kasmando, menambahkan aksi penanaman pohon perdana ini akan diperluas ke seluruh wilayah adat Namblong. Dukungan juga datang dari pemilik lahan, Roby Buwe, yang berharap kegiatan ini dapat memulihkan hutan sekaligus mendukung potensi wisata Kampung Berap.

Ketua Dewan Adat Suku (DAS) Namblong, Bernard Demotekay, menilai kegiatan ini bernilai ekologis sekaligus ekonomis bagi generasi muda.

Direktur Utama BUMMA PT Yombe Namblong Nggua, Yohana Tarkuo, menegaskan aksi ini sebagai bentuk respon terhadap ancaman perubahan iklim, deforestasi, dan kerusakan lingkungan.

Azusa Okada, Mahasiswa University of Tsukuba, Jepang, ikut menanam pohon merbau dalam rangka peringatan Zero Emission Day 2025 di Kampung Berap, Kabupaten Jayapura. (Foto: Papuainside.id/Makawaru da Cunha)

Hadir Mahasiswa Jepang

Kegiatan ini juga menarik perhatian internasional. Azusa Okada, Mahasiswa University of Tsukuba, Jepang, hadir melakukan penanaman pohon bersama Great Mandabayan dari Universitas Cenderawasih, Jayapura. Mereka tengah melakukan penelitian edukasi masyarakat adat di Kampung Berap.

Penanaman perdana 1.000 pohon merbau oleh BUMMA PT Yombe Namblong Nggua dalam rangka Zero Emission Day 2025 di lahan milik Marga Buwe, Kampung Berap, Kabupaten Jayapura. (Foto: Papuainside.id/Makawaru da Cunha)

BUMMA: Dari Iram Menuju 53.000 Hektar

BUMMA PT Yombe Namblong Nggua lahir dari kesepakatan 44 Iram atau Pemimpin Marga, yang mewakili 25 kampung adat Namblong dalam pertemuan di Kampung Sarmai Atas, 12 Oktober 2022. Mereka menyerahkan pengelolaan kekayaan alam seluas 53.000 hektar kepada BUMMA PT Yombe Namblong Nggua.

BUMMA PT Yombe Namblong Nggua resmi berdiri dengan akta notaris pada 30 September 2024. Nama “Nggua” berarti Bangkit dalam Bahasa Namblong, sebagai simbol kebangkitan masyarakat adat dalam mengelola sumber daya alam.

BUMMA PT Yombe Namblong Nggua memiliki enam unit usaha: pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, ekowisata, dan vanila.

Berkat komitmen ini, inisiatif pendirian Badan Usaha Milik Masyarakat Adat level suku Namblong oleh Mitra BUMMA (kependekan dari Yayasan Menoken Indonesia Sejahtera Bumi Semesta)  berhasil meraih Equator Prize Winner 2025 dari UNDP.

Dengan aksi tanam pohon ini, BUMMA PT Yombe Namblong Nggua menegaskan komitmennya menjaga hutan, memulihkan lahan kritis, dan mewariskan lingkungan lestari bagi generasi mendatang. **

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *