Presiden GIDI Pdt Dorman Wandikbo Serukan Berdoa pada 1 Desember
Oleh: Ignas Doy |
PAPUAinside.com, JAYAPURA—Jelang Perayaan HUT (Hari Ulang Tahun) OPM (Organisasi Papua Merdeka) dan Kemerdekaan Bangsa Papua Barat 1 Desember, yang bertepatan dengan hari Minggu, President GIDI (Gereja Injili di Indonesia) di Tanah Papua Pdt. Dorman Wandikbo, STh, menyerukan kepada semua orang Papua, untuk beribadah dan berdoa minta penyertaan dan perlindungan Tuhan untuk kedamaian bangsa Papua.
“Jadi kita tak bisa lakukan dengan kekuatan dan kemampuan yang anarkis. Jadi Gereja sangat anti anarkis. Tapi semua ini harus bawa dalam doa kepada Tuhan,” ujar Dorman Wandikbo di Kompleks STAKIN (Sekolah Teologia Atas dan Kejuruan Injili) (STAKIN), Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (30/11).
Pertama, berdoa untuk bangsa Papua. Kedua, berdoa untuk orang-orang yang mati, karena mereka berjuang tanpa sebab dan akibat ada yang ditembak mati sampai kini.
Ketiga, berdoa untuk orang-orang Papua yang hingga kini ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) di seluruh Indonesia gara –gara politik.
Keempat, berdoa untuk TPN /OPM yang ada di masih berada di hutan-hutan di Papua. Kelima, berdoa untuk ULMWP (The United Liberation Movement for West Papua), yang berada di luar negeri.
Dorman juga menyampaikan terima kasih kepada Direktur Eksekutif ULMWP Markus Haluk yang menghimbau kepada masyarakat Papua, agar berdoa merayakan HUT OPM dan Kemerdekaan Bangsa Papua Barat pada tanggal 1 Desember.
“Jadi itu pemimpin yang berhikmat. Jangan pemimpin Papua yang berjuang untuk tanah ini yang menyerukan harus kasih naik bendera Bintang Kejora sini kasih naik bendera Bintang Kejora situ. Bikin upacara di sana sini, justru hanya memicu konflik. Itu tak boleh jika terjadi konflik, maka nanti orang Papua lebih banyak yang mati,” imbuhnya
Menurutnya, Gereja mendukung himbauan pihak ULMWP, karena dengan begitu tak ada kekacauan dan tak ada anarkis. Semua dikendalikan di dalam Gereja. Dan itu tak ada masalah.
“Semua orang akan minta kepada Tuhan melalui doa syafaat, karena perjuangan ini bukan perjuangan terakhir. Tapi perjuanganyang membutuhkan waktu yang cukup panjang, setelah terjadi konflik di mana –mana. Jadi kami Papua tak mau lagi ada konflik, tapi terus berdoa kepada Tuhan,” jelasnya.
Diutarakannya, GIDI mempunyai hari doa puasa tanggal 1,2 dan 3 setiap bulan. Semua pemimpin Gereja di Tanah Papua sudah masuk dalam doa puasa. Salah- satunya adalah tanggal 1 Desember.
Terkait pengibaran bendera Bintang Kejora pada setiap tanggal 1 Desember, terangnya, ia yakin bahwa pihak yang menaikan bendera Bintang Kejora di sudut-sudut pelosok, di kota-kota itu bukan orang Papua yang lakukan. Tapi sebenarnya ada pihak lain yang melakukan itu.
“Kita sudah tahu itu dari dulu. Jadi situasi seperti ini lebih baik negara jangan eksen terlalu besar. Jangan terlalu membuat kepanikan, seperti sweeping yang hanya menakut- nakuti masyarakat. Itu tak boleh terjadi dan itu bagian dari intimidasi. Kasih kebebasan biasa saja tapi supaya orang Papua tahu dirim untuk mereka menyampaikan kepada Tuhan,” tuturnya.
Ia mengharapkan khusus untuk pihak keamanan di Papua, baik Kapolda, Pangdam, Kapolres, Kapolsek dan lain –lain jangan jual isu tentang West Papua dan jangan pula jual isu 1 Desember untuk kepentingan pangkat.
Dijelaskannya, jangan jual isu untuk soroti TPN/OPM ULMWP dan lain –lain, untuk naik pangkat, karena pihaknya mengetahui bahwa pernyataan –pernyataan begitu supaya pangkat naik.
Menurutnya, orang Papua tak boleh jadi obyek. Kalau orang Papua asli yang jadi Kapolda dan Kapolres berarti mereka lebih memahami konseptual tentang orang Papua, untuk mengendalikan situasi keamanan bukan menciptakan sesuatu untuk mencari pangkat.
“Orang Papua sudah sekolah dan sudah pintar. Tak boleh jual -belikan mereka menjadi obyek. Gereja tak senang sama sekali,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, ada ancaman keamanan yang perlu diantisipasi menjelang peringatan HUT OPM. Seperti diketahui HUT OPM jatuh tiap 1 Desember, sering diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Bangsa Papua Barat. **