Warga Keerom Diimbau Waspadai Paham Radikalisme

KH Nursalim Ar Roji Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Keerom. (foto: istimewa) ,
banner 468x60

Oleh: Nethy DS |

PAPUAinside.com, JAYAPURA— KH Nursalim Ar Roji Tokoh agama Islam dari Kabupaten Keerom, Papua mengimbau kepada seluruh warga yang ada di daerah itu untuk bersama-sama mewaspadai paham radikalisme dan separatisme yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan.

banner 336x280

“Kepada seluruh warga di Keerom, umat muslim dan juga non muslim untuk membentengi diri dan negeri ini dengan ajaran agama yang baik dan benar, sehingga tidak terpapar aliran atau paham radikalisme dan separatisme,” katanya ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Senin.

Dalam rilis yang diterima PAPUAinside.com, dijelaskan, sebagaimana diketahui oleh semua pihak, kata KH Nursalim, beberapa waktu lalu ada kelompok yang diduga radikal masuk ke Kabupaten Keerom dan membuat kegaduhan hingga di pinggiran Kota Jayapura.

“Sehingga saya selaku tokoh lintas agama, juga berharap kepada pihak keamanan, TNI dan Polri untuk bersikap tegas kepada kelompok radikal atau manapun yang mempunyai ideologi bertentangan degan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI, ini wajib untuk ditindak tegas,” katanya.

Dengan mengambil tindakan tegas, kata KH Nursalim yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Keerom, maka para penganut paham radikal, separatisme ataupun para kelompok yang berseberangan dengan kebijakan negara yang ingin memecah umat atau warga segera ditangkal ataupun dibasmi.

“Jika hal ini tidak segera disikapi, maka bukan tidak mungkin para penganut paham radikalisme, separatisme atau yang bertolak belakang dengan negara, akan memecah belah umat dan warga yang ada di Papua dan Keerom khususnya,” katanya.

Menyikapi isu 1 Desember ini, KH Nursalim juga meminta kepada masyarakat agar tidak perlu panik atau khawatir yang berlebihan, karena tentunya aparat keamanan TNI dan Polri akan bekerja sesuai dengan tupoksinya, memastikan kenyamanan dan kedaulatan bangsa Indonesia.

“Saya kira isu 1 Desember tidak perlu ditanggapi berlebihan, hari itu sudah tidak penting lagi bagi masyarakat Indonesia, dimana kedaulatan NKRI sudah benar-benar harga mati dan Papua adalah Indonesia,” katanya.

Apalagi, kata dia, masyarakat Papua sudah hidup berdampingan, penuh rasa kasih sayang terhadap siapapun dengan tidak memandang latar belakang, apapun orangnya, sukunya, agamanya dan budayanya.

“Jika sudah tinggal di Papua tetap menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Jangan sampai ada kelompok tertentu yang ingin membuat kegaduhan atau gerakan tambahan, tentu harus ditindak, jangan sampai menjadikan duri dalam daging atau api dalam sekam,” katanya. **

banner 336x280