Image  

Wabup Keerom: Peluang Kemitraan Melanesia Segera Dijemput

Phiter Gusbager Wakil Bu[pati Kabupaten Keerom, Papua. (foto: Ignas Doy)
banner 468x60

Oleh:  Ignas Doy  |

PAPUAinside.com,  JAYAPURA—Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten dan Kota yang ada di wilayah Provinsi Papua harus segera membuka peluang  terkait kemitraan atau partnersip antara bangsa-bangsa  di kawasan Melanesia.

banner 336x280

“Kita harus segera bekerja dan menjemput peluang- peluang ini. Jangan tunggu lama, karena  tak ada waktu lagi,” tegas  Wabup Keerom Pieter Gusbager usai Doa Syukur Keluarga Besar Flobamora di Tanah Papua,  GOR Waringin, Kota  Jayapura, Sabtu (1/2/2020) lalu.

Negara-negara yang termasuk ke dalam Melanesia yaitu Fiji, Indonesia (Indonesia Timur: Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, dan Papua), Papua Nugini (PNG), Kepulauan Solomon, Vanuatu, Kaledonia Baru, Timor Leste, Samoa.

Gubernur NTT Viktor B. Laiskodat, SH, ketika menggelar kunjungan kerja di Provinsi Papua baru-baru ini, menawarkan  gagasan besar, untuk  menjalin  kemitraan khususnya di sektor ekonomi dan sosial budaya di antara bangsa-bangsa  di kawasan Melanesia.

“Hari ini banyak sekali kemajuan -kemajuan di belahan dunia lain. Salah satunya, karena adanya strategi pembangunan kemitraan,” ujar Gusbager.

Menurut dia, kemitraan itu bisa terjadi antara Government dengan Government (G to G), Bussines dengan Government (B to G). Tapi juga Bussines dengan Bussines (B to B), terutama kemitraan dalam suatu regional pembangunan.

“Peluang bagaimana terjadinya kemitraan antara G to G antara Papua dan NTT,” katanya.

Dengan demikian, jelasnya,  kemitraan antara bangsa-bangsa  di kawasan Melanesia ini akan membuka peluang- peluang baru baik di sektor ekonomi, pariwisata, transportasi  dan sektor -sektor lain,  yang akan merangsang pertumbuhan ekonomi.

“Kita akan menekan angka kemiskinan di Papua dan NTT,  sehingga status Provinsi termiskin di Indonesia harus segera kita tekan,  sehingga orang Papua bisa bangga dan bisa angkat nama Papua,” tuturnya.

Menurutnya, isu pengembangan pembangunan di wilayah rumpun Melanesia. Khususnya   di Indonesia masih sangat terbatas. Isu Melanesia akhir- akhir ini lebih ke Pasifik Selatan.

“Saudara- saudara di negara sahabat kita gaungnya lebih besar dalam hal partnership,” ungkapnya.

Untuk itu, lanjutnya, semua daerah dalam ras Melanesia ini harus membuka peluang- peluang,   karena ada kesamaan asal -usul ini akan menjadi sebuah perekat, untuk bersama sama membangun wilayah daerah -daerah yang ada rumpun Melanesia.

“Karena ada kesamaan asal- usul itu akan membuat kita ada trust dan kepercayaan satu sama lain untuk saling menunjang dalam kemitraan,” ucap Wabup Keerom. **

banner 336x280