Oleh: Nethy DS |
PAPUAinside.com, JAYAPURA— Uskup Keuskupan Jayapura Leo Laba Ladjar OFM dijadwalkan akan berdialog dengan penggiat media di Wisma Susteran Maranatha Waena, Sabtu (01/02/2020).
Rencana tersebut disampaikan Ketua Komisi Komsos Keuskupan Jayapura, Pastor Goklian Paraduan Haposan, OFM di Jayapura, dalam rilis yang diterima PAPUAinside.com, Selasa (28/01/2020).
Dialog tersebut sangat penting karena menyadari betapa penting dan strategisnya alat-alat komunikasi sosial (Komsos) di zaman modern sebagai sarana komunikasi umat manusia, khususnya antarwarga masyarakat di seluruh Tanah Papua.
Para penggiat media yang akan berdialog antara lain, jurnalis, penulis buku, kolumnis, penyiar radio dan televisi, para pengguna media sosial seperti youtuber, FB, IG, serta para aktivis multi media yang tersebar di berbagai wilayah gereja Katolik di Tanah Papua.
“Tuan rumah pertemuan akbar antara Uskup Keuskupan Jayapura dengan para penggiat media adalah Komisi Komsos Keuskupan Jayapura dalam kerjasama dengan paguyuban wartawan Katolik Papua. Pertemua ini sangat penting dan strategis ketika umat manusia menapaki Tahun Baru 2020. Sesuai amanat Konsili Vatikan II dalam Dekrit Inter Misifica – mengenai alat-alat komunikasi modern, Gereja Katolik sejagat memandang salah satu tugasnya yang hakiki untuk mewartakan amanat Keselamatan dengan bantuan sarana komunikasi sekaligus mengajarkan umat manusia bagaimana caranya menggunakan sarana-sarana itu secara tepat,” kata Pastor Lian.
Pastor Lian yang juga adalah mantan Sekretaris Keuskupan Jayapura ini menjelaskan, kegiatan ini akan dimahkotai dengan perayaan ibadah Misa Kudus.
Menurut Pastor Lian, Uskup Leo Laba Ladjar ,OFM sebagai seorang gembala umat Katolik akan benar-benar memanfaatkan kesempatan yang baik ini untuk berbicara dari hati ke hati dengan para penggiat media terkait peluang dan tantangan memanfaatkan alat-alat komunikasi modern bagi terciptanya perdamaian di Tanah Papua. Empat pilar utama penopang upaya terciptanya kehidupan bersama yang tenteram dan damai di seantero Tanah Papua yaitu Kebebasan, Kebenaran, Keadilan dan Cinta Kasih.
“Tidak mudah mencari waktu dan tempat yang tepat untuk berkumpul bersama para penggiat media lantaran tingkat kesibukan mereka yang sangat tinggi dalam memburu informasi yang harus cepat disebarluaskan kepada publik dalam waktu yang cepat dan tepat pula. Karena itu, sebelum para penggiat media ini memasuki Tahun 2020 dan mulai sibuk berburu berita dan informasi,maka baiklah terlebih dahulu mereka berdialog dari hati ke hati dengan pemimpin spiritual Uskup Leo Laba Ladjar,OFM,” kata Pastor Lian.
Pastor Lian menjelaskan, menurut rencana sekitar seratus orang penggiat media akan hadir mengambil bagian pada pertemuan dialog dengan Uskup Keuksupan Jayapura.
Undangan tertulis bagi para penggiat media sudah disebarkan dan pengumuman lisan terkait kegiatan ini telah disampaikan melalui mimbar gereja pada setiap perayaan Misa hari Minggu.
Bagi para penggiat media yang datang dari luar Kota Jayapura, panitia yang dipimpin Robert Isidorus Vanwi Subiyat – seorang jurnalis senior dan pemimpin salah satu media online di Papua sudah meyediakan akomodasi penginapan di Wisma Susteran Maranatha.
Selain Uskup Jayapura, akan tampil berbicara pemrakarsa berdirinya Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) sekaligus Ketua Umum PWKI, Albertus Magnus Putut Prabantoro yang secara khusus datang dari Jakarta untuk berbagi pengalaman bersama rekan-rekan penggiat media di Tanah Papua.
DI tempat terpisah, AM Putut Prabantoro – seorang mantan wartawan kelompok Kompas-Gramedia ini melalui telepon selularnya menyatakan kesediaannya untuk bertemu dengan rekan-rekan penggiat media di Jayapura.
“Saya akan datang ke Jayapura memenuhi undangan Uskup Keuskupan Jayapura dan rekan-rekan penggiat media Katolik di Tanah Papua. Kita akan berbagi pengalaman suka-duka, tantangan dan peluang sebagai penggiat media di tengah masyarakat untuk saling meneguhkan satu sama lain. Patut disadari bahwa penggiat media adalah agen atau pelaku pewarta Kebebasan, Kebenaran, Keadilan dan Cinta Kasih di tengah kemajemukan masyarakat Papua. Sebagai umat Katolik, kita harus menjadi Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik. Tetapi sebagai warga masyarakat Papua dan warga Negara Indonesia, penggiat media harus menjadi pioner kehidupan Bhineka Tunggal Ika” kata Putut.
Putut mengatakan, salah satu keberhasilan dirinya sebagai seorang jurnalis dan kini menjadi konsultan politik media di tingkat nasional adalah sebagai anggota Gereja Katolik, dia harus menunjukkan loyalitas tegak lurus kepada Pemimpin Gereja Katolik yakni Paus di Vatikan dan Uskup yang memimpin keuskupan setempat. Sedangkan sebagai warga Republik Indonesia, dia harus menampakkan loyalitas tegak lurus kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Apabila kita sebagai umat Katolik setia pada pemimpin Gereja setempat yang dalam hal ini Uskup di keuskpan masing-masing maka dengan sendirinya kita menjadi warga Negara dan anggota masyarakat yang baik pula. Prinsipnya, para penggiat media di Papua harus menjadi 100 persen Katolik – 100 persen Papua dan 100 persen Indonesia. Kita harus dapat menjadi anggota umat beragama yang baik sekaligus warga Negara yang baik pula. Untuk hal ini, para penggiat media Katolik di Tanah Papua harus menjadi teladan,” tegasnya. **