Image  

Tinggalkan Sejumlah PR, Carolus Bolly Mohon Maaf

Carolus Bolly, mantan anggota DPR Papua, ketua Komisi III. (foto: Ignas Doy)
banner 468x60

Oleh:  Ignas Doy |

Papuainside.com, Jayapura—Anggota DPRP (Dewan Perwakilan Rakyat Papua) masa bakti 2009-2014 dan  2014-2019 Carolus Bolly, SE, MM mohon maaf, setelah mengakhiri tugas membawa aspirasi masyarakat di seluruh Provinsi Papua.

banner 336x280

Demikian diungkapkan Carolus Bolly, SE, MM di Kantor DPR Papua, Jayapura, beberapa waktu lalu.

Pertama, secara pribadi ia mengucapkan terimakasih kepada semua tim dan seluruh masyarakat  Papua atas dukungan dan doa, selama ia menjabat Anggota DPR Papua, khususnya Dapil (Daerah Pemilihan) Papua IV  yang pada periode pertama 10 Kabupaten dan periode kedua di  3  Kabupaten Puncak, Puncak Jaya dan Tolikara.

“Kepercayaan masyarakat ini sesuatu yang luar bisa dan patut disyukuri serta dengan penuh rasa tanggungjawab,” katanya.

Tapi dalam pengabdian kita di Papua tak hanya bicara Dapil  Papua IV.  Tapi seluruh masyarakat di Papua. Dapil itu hanya pintu masuk dan setelah kami duduk kami tapi berkarya melayani semua masyarakat Papua.

Kedua, terima kasih kapada Ketua DPD (Dewan Pimpinan Daerah) Partai Demokrat Provinsi Papua atas kepercayaan yang diberikan kepadanya, terutama kepercayaan yang diberikan pimpinan dan partai sebagai pimpinan alat kelengkapan Dewan.

“Saya 3 kali jadi Ketua Komisi III yang membidangi  keuangan dan satu kali jadi Wakil Ketua Komisi III dalam rolling selama empat kali,” terangnya.

Ia mengaku, tentu masih banyak  kekurangan dirinya, yang tak sesuai harapan masyarakat  dan pimpinan serta pengurus partai.

“Makanya kami mohon maaf atas berbagai kekurangan itu,” imbuhnya.

Ketiga,  kepada seluruh pimpinan OPD dan jajarannya selama ini mungkin dirinya  banyak marah-marah  pada OPD,  tapi itu lebih pada penegasan,  agar ada kebijakan atau keputusan yang segera dijalankan demi mendorong pelaksanaan pembangunan di Papua, terutama kebijakan anggaran dan  kebijakan pembangunan.

“Terimakasih kepada OPD atas dukungan mereka semua selama kami  membawa amanat rakyat  di DPRP,” ungkapnya.

Dikatakannya, ia dan kawan-kawannya meninggalkan sejumlah PR (Pekerjaan Rumah) yang ia harapkan dapat diteruskan oleh kawan-kawannya di DPR Papua  lima tahun ke depannya.

“Saya harap Anggota DPR Papua yang lama dan yang baru bisa bersinergi,” ungkapnya.

Menurutnya, program yang ia dan kawan-kawannya perjuangkan periode lalu belum dipenuhi dilanjutkan oleh teman-teman  mendatang terutama Perdasi (Peraturan Daerah Provinsi) dan Perdasus (Peraturan Daerah Khusus) Provinsi Papua, yang terhambat di Kementerian bisa lebih didorong lagi dan yang masih ada di Komisi.

Ia menjelaskan, PR utama adalah pembenahan terhadap BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), untuk meningkatkan PAD (Pendapat Asli Daerah) Provinsi Papua.

“Ini mengganggu pikiran. Bukan saya tak suka orang-orang  di BUMD,  tapi  lebih pada bagaimana efektifikas dan bisa produktif agar menghasilkan PAD,” lanjutnya.

Karena ia khawatir jangan sampai pada 10 tahun kepemimpinan Lukas Enembe sebagai Gubernur  yang juga kader Partai  Demokrat Papua meninggalkan jejak BUMD yang amburadul.

“Kita sudah mengetahui banyak BUMD yang belum bisa berproduksi dalam waktu yang dekat,” terangnya.

“BUMD ini butuh modal. Kalau belum menghasilkan ini jadi beban anggaran daerah, kerena akan terus disuntik dana. Makanya yang belum berproduksi diistirahakan dulu,” tuturnya.

Ia mengutarakan, kedua masalah klasik adalah terlambatnya pengajuan dokumen APBD ke DPR Papua,  karena tak ada ruang Dewan membahas dengan mitra terkait. Ini mesti diperbaiki,  agar DPR Papua ada ruang menajamkan perhatian terhadap APBD.

“Terimakasih buat semua rekan-rekan  DPR Papua selama ini, baik di Komisi III maupun di luar Komisi III,” ujarnya.

Diutarakannya, dan yang terakhir kepada terima kasih kepada semua rekan-rekan  media massa di seluruh Papua, baik cetak, eletronik maupun online.

“Karena apa yang terjadi selama 10 tahun ini sangat didukung penuh oleh kawan-kawan media,” tuturnya. **

 

 

banner 336x280