Oleh: Vina Rumbewas I
PAPUAinside.com, WAMENA—Polda Papua menurunkan Tim Labfor bersama Tim Reskrim dan Inafsis Polres Jayawijaya, untuk melakukan Olah TKP, pasca pembunuhan dan perampasan dua senjata api milik anggota Brimob di Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Minggu (19/6/2022).
Diketahui dua OTK membacok Anggota Brimob Bripda Diego Rumaropen hingga tewas.
“Kita ke TKP untuk melihat kejadian yang sesungguhnya dan akan dikaitkan dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP), yang diberikan oleh para saksi saat kejadian,” kata Kapolres Jayawijaya AKBP Muhammad Safei.
Lanjutnya, dari hasil olah TKP dan BAP nantinya akan dicocokan, untuk melihat adanya kaitan antara keterangan saksi-saksi dengan bukti di TKP, setelah itu baru akan diramu dan ditingkatkan ke penyidikan.
Sementara itu terkait adanya dugaan ‘kerjasama’ seperti rumor yang beredar di masyarakat, kata kapolres hal tersebut masih dalam rangkaian penyelidikan yang terus berjalan.
“Kalau nanti ada dugaan-dugaan itu, maka nanti akan ditingkatkan statusnya, dari laporan awal dengan olah TKP, kalau dari asumsi-asumsi orang yang pertama memberikan keterangan dan setelah melihat di TKP jarak beda, karena keterangan awal juga masih meraba-raba,” jelasnya.
Sehingga untuk membuktikan itu, kata kapolres, tim forensik melakukan identifikasi perhitungan jarak antar titik, sehingga lebih akurat.
Dalam kasus ini terdapat 6 orang saksi, namun masih kurang 1 orang saksi sehingga baru dilakukan pemeriksaan terhadap 5 orang saksi.
“Memang ada beda pendapat terkait keterangan saksi, hanya saja nanti kita cocokan lagi dengan BAP dengan di TKP untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya,” ujarnya.
Sementara itu, terkait adanya dugaan penyalahgunaan senjata dalam kasus ini, menurut Safei, akan dilihat dan disesuaikan dengan SOP yang ada.
“Berdasarkan keterangan saksi di TKP semua anggota yang ikut dengan masyarakat berkumpul saat sapi telah ditembak, setelah itu korban mundur baru kejadian. Jadi saksi yang ada di TKP ada 4 orang,” tuturnya.
Dalam olah TKP yang berlangsung kurang lebih dua jam tersebut diambil 23 sampel, dari awal penembakan sampi hingga pengejaran pelaku perampasan senjata.
Usai Olah TKP dilanjutkan dengan prosesi adat masyarakat Pegunungan Tengah, yakni bakar darah di tempat korban meninggal, yang menurut kepercayaan masyarakat, agar roh dari korban dapat tenang di alam baka. **