Oleh: Vina Rumbewas |
Papuainside.com, Wamena— Masyarakat adat Jayawijaya menyampaikan permintaan maaf terhadap kerukunan, paguyuban di Wamena warganya menjadi korban dalam kerusuhan akhir September lalu (23/9) yang mengakibatkan 33 orang meninggal dunia, puluhan luka-luka, ratusan rumah, gedung, kendaraan dan harta benda lainnya hangus terbakar.
Permintaan maaf disampaikan dalam pertemuan pencarian solusi yang difasilitasi Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Jayawijaya, di Kantor LMA, Jumat (18/10).
‘’Kami mewakili masyarakat adat Lembah Balliem memohon maaf yang sebesar – besarnya atas semua kejadian yang terjadi akhir – akhir ini, terutama Ketua Paguyuban Nusantara yang masyarakatnya menjadi korban dalam aksi rusuh 23 september 2019 lalu,’’ ujar Sekretaris LMA Jayawijaya Herman Doga.
Dalam pertemuan tersebut, Paguyuban Nusantara juga menerima permintaan maaf dari masyarakat adat Jayawijaya dan menyampaikan enam point pernyataan sikap.
“Rasa takut harus diakhiri secara persuasif, sikap saling curiga diantara masyarakat harus diakhiri,” ungkap Iswardi perwakilan Paguyunan Nusantara di Wamena, Jumat (18/10)
Pada pertemuan yang berlangsung di halaman kantor LMA Jayawijaya itu, masyarakat paguyuban juga meminta warga yang mengungsi untuk kembali ke Wamena, proses hukum para perusuh harus tetap berjalan dan memberikan dukungan kepada pemerintah daerah dalam pemulihan Wamena secara bertahap.
Pada kesempatan yang sama, Tokoh Adat Mukoko Agus Hubi, berjanji masalah yang terjadi ini akan diselesaikan secara bertahap.
Karena menurutnya, masalah tersebut terjadi di wilayah adat Mukoko (Wamena) sehingga Suku Mukoko bertanggungjawab untuk menyelesaikan masalah ini.
“Pertemuan ini dari adat akan diangkat ke LMA dan kami masyarakat adat dengan warga lainnya hari ini intinya secara budaya bertemu salaman untuk mencari solusi guna menyelesaikan masalah ini,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan penyelesaian masalah ini akan menjadi beban moril bagi para tua adat untuk diselesaikan.
“Masalah aman dan tidak itu kembali kepada masyarakat masing-masing, yang terjadi di Wouma itu hanya masalah luapan emosi yang spontan,” jelasnya.
Sehingga menurutnya, untuk mengamankan Jayawijaya yakni dengan sepakat bergandengan tangan dengan seluruh warga Jayawijaya baik Papua maupun non Papua.
Ini enam point pernyataan sikap Kerukunan dan Paguyuban se Kabupaten Jayawijaya:
- Menerima permohonan maaf dari semua kepala-kepala suku se Kabupaten Jayawijaya demi terciptanya situasi dan kondisi keamanan Kabupaten Jayawijaya.
- Rasa takut pasca kerusuhan diantara kedua belah pihak harus diakhiri dengan pendekatanpersuasif kepada seluruh elemen masyarakat yang saat ini masih banyak meninggalkan tempat tinggal.
- Sikap saling curiga diantara warga masyarakat perlu segera diakhiri untuk selanjutnya menciptakan suasana persahabatan dan persaudaraan berdasarkan kekeluargaan.
- Warga yang meninggalkan rumah karena rasa was-was diimbau untuk segera kembali ke tempat tinggal atau usaha untuk melaksanakan aktifitas seperti semula.
- Proses hukum pelaku rusuh dan pembakaran serta pembunuhan harus tetap berjalan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku di NKRI.
- Kami mendukung penuh langkah-langkah pemerintah daerah bersama dengan TNI dan POlri serta masyarakat dalam rangka mengembalikan pemulihan keamanan dan ketertiban umum di Kabupaten Jayawijaya. **