Oleh: Vina Rumbewas |
Papuainside.com, Wamena— Pengungsi korban kerusuhan yang saat ini masih bertahan di sejumlah tempat pengungsian di Kota Wamena mulai terserang berbagai penyakit, seperti batuk, diare maupun flu.
Warga yang masih bertahan di Pengungsian banyak yang sudah kehilangan tempat tinggaldan harta benda karena dibakar saat kerusuhan, banyak juga yang masih takut untuk kembali ke rumah.
“Di hari ke-tujuh warga pengungsian dibeberapa titik saat ini mulai terserang wabah diare dan flu,” beber Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Chandra Dianto saat ditemui di lokasi pengungsian Kodim 1702/Jayawijaya, Senin (30/09).
Berdasarkan data tim medis yang ada di Poliklinik Kesehatan Kodim sebanyak 500 orang warga pengungsi dilaporkan sakit dan telah mendapatkan penanganan medis.
‘’Ada 500 orang warga yang berobat jalan, sementara yang dirawat ada dua orang anak,” ungkapnya.
Selain warga pengungsian yang sakit tim medis Poliklinik Kodim juga menangani seorang wanita hamil yang hendak bersalin.
“Sejauh ini obat-obatan kami masih cukup dan kami terus berkoordinasi dengan rumah sakit pemerintah juga,” katanya.
Sementara untuk mengembalikan trauma anak-anak yang berada di tempat pengungsian, Kodim 1702/Jayawijaya bekerjasama dengan beberapa LSM untuk melakukan trauma healing bagi para korban.
“Kami bersama relawan dari LSM melakukan trauma hilling berupa games, menyanyi dan belajar,” ujar Dandim.
Hal ini perlu dilakukan selain untuk mengurangi rasa trauma, ini juga sekaligus mengisi kegiatan anak-anak di pengungsian.
Terdapat 207 titik pengungsian yang tersebar di Kota Wamena dengan jumlah pengungsi masih lebuh dari 6000 jiwa.
Pengungsi di Kodim sendiri kata Chandra sudah berkurang dari 6000 tersisa 3123 jiwa. **