Sekda Papua Belum Terima Laporan Resmi Dugaan Pemerkosaan Pejabat AG

Sekda Papua TEA Hery Dosinaen, SIP, MKP, MSi. (foto: Ignas Doy)
banner 468x60

Oleh:  Ignas Doy |

PAPUAinside.com, JAYAPURA—Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua belum menerima laporan resmi kasus dugaan pemerkosaan oleh seorang pejabatnya berinisial AG.

banner 336x280

“Ya, kami belum terima laporan secara resmi. Kan hanya mengetahui lewat media,” ujar Sekda Papua TEA Hery Dosinaen, SIP, MKP, MSi, ketika dikonfirmasi usai Apel Gabungan di Halaman Kantor Gubernur Papua,  Dok II, Jayapura, Senin (3/2/2020)

Meski demikian, Sekda mempersilakan pelaku melakukan proses hukum.  “Ya, itu silakan nanti proses hukum, yang memang sudah dilakukan ya silakan,” terang Sekda.

Sebagaimana dikutip dari TEROPONG NEWS, oknum pejabat Papua, AG yang disebut-sebut terlibat kasus dugaan tindakan asusila di Jakarta mengaku itu kasus hoax atau berita bohong.

Ia menyebut, ada oknum yang sengaja ingin menjatuhkan nama baiknya.

“Ini hoax dan ini ada yang mau jatuhkan Bapa. Jadi sekarang lagi diklarifikasi,” kata AG, kemarin.

Dugaan pemerkosaan yang dilakukan AG terhadap pelajar SMA di Jakarta sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Pengacara Pieter Ell yang merupakan kuasa hukum korban mengatakan seorang ibu rumah tangga, Ana Dabeduku, melaporkan aparatur sipil negara (ASN) asal Jayapura berinisial AG dengan tuduhan duguaan pemerkosaan ke Polres Jakarta Selatan. ‘’Ana menuduh AG diduga telah memperkosa putrinya ABS, 18 tahun, yang masih duduk di bangku SMA,’’ terangnya Piet Ell sebagaimana dikutip wartaplus.com.

Dugaan pemerkosaan itu di hotel yang berada di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan pada Selasa, 28 Januari 2020.

Dari laporan Anna Debedeku kepada polisi, modus AG dalam memperkosa putrinya dengan mengundangnya ke hotel untuk mendapat penghargaan. ABS yang tergiur tawaran itu kemudian datang sendiri ke hotel. Ia kemudian diajak ke sebuah kamar.

AG lalu mencekoki ABS dengan minuman dan membuatnya tak sadarkan diri. Saat korban tak sadarkan diri, ABS diduga melancarkan tindakan perkosaan itu. “Ada hasil visum juga yang menyatakan ada sexual abuse,” kata Ana.

Selain membawa bukti visum dari rumah sakit, Ana juga membawa seragam sekolah dan celana dalam yang digunakan ABS saat kejadian untuk barang bukti.

Pieter Ell menegaskan, ibu korban saudah menemui dirinya dan menceritakan banyak hal terkait kasus ini.

“Anak ini cukup berprestasi disekolahnya, sayang bisa terjadi hal ini,” sesalnya. Kasus ini menjadi perhatian publik Tanah Papua, karena oknum pejabat ini cukup dikenal. **

 

banner 336x280