Oleh: Ignas Doy |
PAPUAInside.com, JAYAPURA—Ritual adat dan doa bersama, untuk menolak musibah digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura, dan para Ondoafi Besar, para Kepala Suku dua Kampung Tobati dan Enggros di Jembatan Youtefa dan Ring Road, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Provinsi Papua, Rabu (18/12/2019). Pasalnya, di kedua lokasi tersebut sering terjadi kecelakaan, yang merengut nyawa manusia sejak diresmikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 28 Oktober 2019 lalu.
Walikota Jayapura DR Benhur Tomi Mano, MM dan Jajaran, para tetua adat, KPK Tobati, KPK Enggros, Kapolresta Jayapura AKBP Gustav R. Urbinas, Ketua GKI Klasis Port Numbay Pdt. Hein C Mano dan warga setempat menghadiri ritual tersebut.
Ritual adat dan doa bersama ini dipimpin Ondoafi Besar Yairus Haay. Dilanjutkan penikaman seekor babi, untuk kurban.
Walikota mengutarakan, atas izin dari tetua adat, para Ondoafi Besar dan para Kepala Suku Jembatan Youtefa dan Ring Road ini bisa berdiri megah diantara kedua kampung dan juga melintasi hutan bakau.
“Semoga ritual adat ini kedepan tak ada lagi kejadian- kejadian di atas dua jembatan ini, sehingga seluruh masyarakat Kota Jayapura dapat beraktivitas dengan aman dan menikmati indahnya panorama laut di sekitarnya,” ujar Walikota.
Icon Wisata
Menurut Walikota, pembagunan khususnya di Kota Jayapura bakal terus maju dan berkembang dengan kehadiran jembatan termegah di kawasan Asia Pasifik ini.
Ia mengatakan, Jembatan Youtefa dan Ring Road ini akan menjadi nilai ekonomis bagi warga Kota Jayapura, khususnya Tanjung Ciberia.
Dijelaskannya, Pemkot Jayapura akan terus menata tempat -tempat wisata di sekitarnya, agar ikut meningkatkan ekonomi rakyat.
“Sehingga kampung kita ini maju dan terus berkembang kedepan yang lebih baik. Semua ini kita akan tinggalkan kepada anak- anak cucu kita yang melanjutkan semua apa yang telah taru di kita punya negeri ini,” imbuhnya.
Walikota menjelaskan, dampak dari pembangunan Jembatan Youtefa dan Ring Road ini, mengakibatkan mata pencarian warga setempat menjadi hilang.
“Mama-mama sulit mencari air, ikan dan bia (kulit kerang), yang gizinya sangat tinggi,” katanya.
Namun demikian, nilai-nilai kepercayaan tak boleh luntur di tempat sakral ini perlu dijaga, dipelihara, dilindungi dan dilestarikan.
Sebagaimana diwartakan PAPUAInside. com, seorang pelajar SMP di Kota Jayapura, Agustin Sanjaya (16) tewas akibat kecelakaan maut di Jalan Ring Road pada Senin (14/10). Jalan Ring Road diresmikan Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH pada 1 Agustus 2019 lalu.
Disusul seorang karyawan Respi Mulia Tassolong (20) melakukan selfie di atas Jembatan Youtefa, lalu jatuh ke laut pada Jumat, 1 November 2019. Respi ditemukan tewas beberapa hari kemudian.
Korban meninggal ketiga, Vony Inseren M Ansek (36 ) warga Distrik Heram yang terjatuh dari atas jembatan setelah dipukul oleh teman kencannya, 9 Desember 2019 lalu. **