Rencana Pertemuan Uskup Jayapura dan Penggiat Media Disambut Antusias

Uskup Keuskupan Jayapura Leo Laba Ladjar OFM (kanan) dalam suata kesempatan bersama Komarudin Watubun, anggota DPR RI. (foto: istimewa)

Oleh: Nethy DS |

PAPUAinside.com, JAYAPURA— Penggiat media di wilayah Keuskupan Jayapura menyambut antusias rencana Uskup Keuskupan Jayapura Leo Laba Ladhar OFM yang akan menggelar pertemuan dengan penggiat media, Sabtu 1 Februari 2020 di Wisma Susteran Maranatha, Waena, Kota Jayapura, Papua.

“Banyak orang muda seperti mahasiswa, penggiat media, jurnalis, pelajar dan guru sekolah serta anggota organisasi kepemudaan di Jayapura dan di luar ibukota Provinsi Papua ini telah menyatakan minat dan mendaftarkan nama mereka untuk ikut serta pada temu akbar dialog intens dengan Uskup Leo laba Ladjar,OFM. Panitia menerima  juga calon peserta dari luar Kota  Jayapura seperti dari Kabupaten Mimika, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom,” kata Vanwi Subiyat Ketua Panitia pertemuan akbar tersebut di Jayapura,  dalam rilis yang diterima PAPUAinside.com, Kamis (30/01/2020).

Dikatakan, besarnya  minat orang muda untuk ikut berdialog dengan pemimpin umat Katolik Keuskupan Jayapura mungkin karena selama ini, orang muda di Papua merindukan figur tokoh masyarakat dan tokoh agama yang dapat menjadi panutan dalam bersikap rendah hati, bekerja dalam diam yang aktif dan pemimpin yang  ingin mengupayakan perdamaian ketimbang mengobarkan api konflik dan pertikaian yang menelan korban jiwa  dan harta benda.

‘’Patut dicatat bahwa pada hari ini  di Papua  pada khususnya,  dan Indonesia pada umumnya, orang muda sangat sulit  mendapatkan pemimpin yang patut diteladani, pemimpin yang banyak bekerja tetapi irit berbicara, pemimpin yang sederhana dan rendah hati. Sebaliknya,  kaum muda Papua justeru menemukan begitu  banyak  pemimpin yang terlalu banyak  berbicara  tanpa makna, pemimpin yang  sedikit bekerja dan banyak berlibur serta pemimpin yang tidak betah tinggal berlama-lama di Papua  untuk bekerja bersama orang yang dipimpinnya,’’ tegas jurnalis senior ini yang juga Pemred media online wartaplus.com.

Wisma Susteran Maranatha, Waena, Kota Jayapura, Papua, yang akan menjadi tempat pertemuan Uskup Jayapura dengan para penggiat media. (foto: istimewa)

Selain itu, minat banyak orang muda ikut pada pertemuan akbar – dialog dari Hati ke Hati mungkin juga karena tema yang diperbincangkan justru tidak jauh dari kehidupan mereka setiap hari yakni pemanfaatan alat komunikasi  sosial untuk kebaikan banyak orang. Alat komunikasi sosial sedang hidup bersama kita dan mengitari kita sebaliknya,  kita sendiri  tidak dapat mengelak dari kehadirannya di dalam kehidupan setiap hari.

Di tempat terpisah,  AM Putut Prabantoro – salah seorang pembicara yang diundang untuk mendampingi Uskup Leo Laba Ladjar,OFM pada  acara Temu Akbar Penggiat Media, mengatakan, dirinya diundang Uskup Keuskupan Jayapura untuk berbagi pengalaman dengan rekan-rekan orang muda pengguna alat komunikasi moderen.

“Saya datang ke tengah-tengah rekan orang muda Papua untuk berbagi pengalaman dalam memanfaatkan sarana-sarana komunikasi sosial karena alat komunikasi sosial dapat membuat orang muda dan masyarakat sekitarnya  hidup  damai dan sejahtera, tetapi sebaliknya sarana komunikasi sosial itu juga pada waktu yang sama dapat  merusak dirinya dan menyulut pertikaian antarwarga masyarakat pada umumnya,” kata Putut Prabantoro.

Menurut Putut, Paus Yohanes Paulus II,  dalam amanat  Hari Komunikasi Sosial  Sedunia 15 April 1985 menyatakan, makna penting  bagi kaum muda dalam memanfaatkan sarana-sarana komunikasi sosial bergantung kepada  bagaimana orang muda menggunakan kebebasannya dalam memanfaatkan alat-alat komunikasi modern  itu sendiri. Apakah kaum muda memanfaatkan media komunikasi itu secara kritis? Apakah sarana komunikasi yang digunakan itu bermanfaat melayani pembentukan diri secara insasni dan Kristiani, ataukah sebaliknya,  sarana komunikasi itu akhirnya melumpuhkan kebebasan, keadilan, kebenaran dan cintakasih,   sekaligus  menghilangkan jati dirinya  sebagai orang muda yang beriman dan berbudaya?

“Sarana komunikasi sosial yang dimanfaatkan  oleh kaum muda di Papua, pada satu sisi   dapat meneteskan embun perdamaian dan menebarkan semangat kesetiakawanan sejati, tetapi pada sisi lainnya,  sarana komunikasi sosial dapat menyulut dan mengobarkan lidah api permusuhan, pertikaian, perang saudara dan pemusnahan umat manusia di atas Tanah Papua tercinta ini,” katanya.

Pertemuan akbar penggiat media sosial yang digelar nanti di Wisma Susteran Maranatha itu diselenggarakan oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Keuskupan Jayapura bekerjasama dengan paguyuban wartawan Katolik Papua.

“Pertemuan akbar ini merupakan salah satu pelaksanana program Komsos Keuskupan Jayapura sehingga kegiatan ini sudah dibahas dan dipersiapkan jauh-jauh hari. Sebaliknya, bukan merupakan sebuah kegiatan mendadak, tiba hari tiba akal,” kata Ketua Komsos Keuskupan Jayapura, Pastor Goklian Paraduan Haposan,OFM.

Oleh karena itu, lanjut Pastor Lian, begitu dia disapa,  Uskup Jayapura pun sudah menjadwalkan dalam agenda kerjanya untuk hadir pada acara yang sangat bermanfaat bagi kaum muda Papua ini apalagi Sinode Gereja Katolik Keuskupan Jayapura tahun 2016  meminta para pastor, biarawan-biarawati bersama umat Katolik pada umumnya di wilayah Keuskupan Jayapura  untuk  memberikan perhatian khusus kepada Orang Muda Katolik.

Kegiatan akbar ini mendapat dukungan penuh dari banyak tokoh masyarakat, pemuka agama, cendekiawan, organisasi kepemudaan, berbagai lembaga pemerintah, lembaga keamanan TNI dan Polri di Papua , LSM dan  pimpinan perguruan tinggi khususnya Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen), Apolo Safanpo bersama civitas academica Uncen. ***