Oleh: Nethy DS|
Papuainside.com, Jayapura—Ratusan pendulang emas mengungsi dari lokasi pendulangan di wilayah yang berada di perbatasan Kabupaten Pegunungan Bintang, Yahukimo, Asmat dan Boven Digul akibat pembantaian yang terjadi Minggu (1/9) lalu.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengatakan tercatat 288 pendulang saat ini di tampung di Gedung Situs samping Kantor Polres Biven Digul di Tanah Merah setelah melarikan diri menggunakan speed boat menyusuri Sungai Boven Digul dari lokasi penambangan emas. ‘’Tiga orang lainnya menjalani perawatan di RS Tanah Merah akibat luka-luka karena diserang dengan senjata tajam,’’ terangnya di Jayapura, Rabu (4/9).
Para pekerja tambang ini berasal dari lokasi penambangan yang berbeda-beda, ada yang melihat langsung penyerangan yang dilakukan sekelompok masyarakat, ada yang tidak melihat karena tidak satu lokasi namun pertimbangan keamanan meninggalkan lokasi pertambangan.
‘’Pengungsi tersebut di data, asal dan juga lokasi mereka menambang, karena lokasi tempat menambang berbeda-beda,’’ jelasnya.
Kata Kamal, saat ini aparat yang diturunkan baik dari Polres Boven Digul maupun dari Asmat belum tiba di lokasi sehingga apa yang sebenarnya terjadi di sana belum diketahui secara pasti.
Diperkirakan masih terdapat ratusan penambang yang bersembunyi di lokasi penambangan dari kelompok penyerang.
Dugaan kasus pembunuhan ini terungkap saat adanya salah satu pendulang emas yang selamat menghubungi Polres Asmat menggunakan via telepon satelit.
Ia mengaku melihat 5 pendulang tewas terpanah pada Minggu (1/9) sekitar pukul 17.00 WIT, dan 200 pendulang lainnya diduga masih bersembunyi di hutan sekitar lokasi tambang. **