Image  

PTS di Papua Siap Terima Mahasiswa Eksodus jika Memenuhi Syarat

Rapat Koordinasi dan Konsolidasi Antara Forkopimda Provinsi Papua dengan Bupati, para Rektor dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dalam Menyikapi Rencana Eksodus Mahasiswa Papua di Gedung Negara, Kota Jayapura, Senin (16/9) lalu. (foto: Ignas Doy)

Oleh: Ignas Doy

Papuainside.com, Jayapura— Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Papua siap menerima mahasiswa eksodus dari luar Papua, tapi dengan sejumlah persyaratan.

Demikian disampaikan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)  Port Numbay,  Jayapura, sekaligus Ketua Asosiasi PTS Wilayah A Papua Dr. John Agustinus, SE, STh, MM, di sela-sela Rapat Koordinasi dan Konsolidasi Antara Forkopimda Provinsi Papua dengan Bupati, para Rektor dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dalam Menyikapi Rencana Eksodus Mahasiswa Papua di Gedung Negara, Kota Jayapura, Senin (16/9) lalu.

Di Provinsi Papua terdapat 44 PTS dan 5 PTN, masing masing Universitas Cenderawasih  Jayapura, Universitas Musamus Merauke, Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Jayapura dan Poltekkes Kemenkes Jayapura.

John Agustinus mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pimpinan PTS di Papua, untuk mencari keseragaman bahwa PTS di Papua, jika ada mahasiswa  dari luar Papua ingin  pindah ke Papua pihaknya bisa menerima, tapi harus memenuhi syarat syarat- minimal yang sudah ditentukan oleh Kementerian Riset, Teknologi  dan Pendidikan Tinggi.

Pertama, mereka harus menyertakan surat keterangan pindah dari Perguruan Tinggi masing masing, harus memiliki transkip nilai dan nama mereka masih berstatus aktif di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.

Dikatakan, kalau syarat-syarat minimal ini tak  terpenuhi, maka pihaknya agak kesulitan untuk menerima mereka.

“Intinya mereka mungkin  kuliahnya sudah melebihi dari batas sudah  tujuh atau delapan tahun lebih. Dan mungkin mereka sudah di Drop-Out  (DO) oleh perguruan tinggi disana atau mereka sudah melakukan cuti kuliah disana.  Jadi kami harus mengetahui mereka terlebih dahulu sejauhmana kemajuan belajar mereka di Jawa atau di seluruh Indonesia pada umumnya,” jelasnya.

Kedua, pihaknya juga berkoordinasi bersama pimpinan PTS. Kalau bisa pemerintah daerah membentuk tim pendamping,  untuk mendampingi adik adik mahasiswa  yang mau pindah ke Papua.

“Jadi mereka nanti akan didampingi baik dari PTS, PTN dan juga wakil dari pemerintah untuk bisa  mendampingi mereka dan bisa memberikan penjelasan dan pemahaman  kepada mereka,” terangnya.

Menurutnya, ke-44 PTS di Papua  semuanya terakreditasi dan memiliki kualitas standar minimal dilakukan oleh Kementerian Riset, Teknologi  dan Pendidikan Tinggi seluruh Indonesia itu sama, yakni kualitas standar minimal C.

Dijelaskan, rata -rata PTS yang ada di Papua itu minimal C dan B, sehingga pemerintah daerah diharapkan memberikan penguatan- penguatan juga kepada PTS -PTS, yang tersebar diseluruh  Papua bisa menampung mereka.

“Jadi yang dari Timika bisa kembali ke Timika,  karena disana ada PTS. Juga di Nabire, Merauke, Wamena dan lain-lain. Jadi kami siap untuk mendampingi mereka,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Poltekkes Kemenkes Jayapura, Papua Dr. Hermanus Arwam mengatakan, pihaknya sudah siap menampung mereka, jika  merasa tak bisa kuliah karena terintimidasi disana.

Dikatakannya, Poltekkes Kemenkes Jayapura telah terakreditasi B,  sehingga secara kwalitas sudah sama dengan perguruan tinggi  di Indonesia yang lain.

Poltekkes Kemenkes Jayapura memiliki 6 jurusan terdiri dari 20 program studi  yang tersebar di seluruh Papua, seperti di Mimika, Yapen,  Biak Numfor,  Asmat Jayawijaya, Nabire dan lain-lain.

Ia menjelaskan,  semua jurusan ini sesuai Peraturan Menteri Kesehatan cukup untuk memenuhi seluruh Puskesmas maupun Rumah Sakit yang ada di Papua.  Pihaknya  juga menyediakan 6 tenaga kesehatan di bidang perawat,   lab,  gizi dan  konseling. **